Tranformative learning atau pembelajaran transformatif merupakan pembelajaran dengan metode memperlihatkan realita kehidupan sehingga para murid dapat belajar lebih kritis dalam berfikir maupun bertindak dan juga dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, peran guru disini lebih kepada fasilitator dan lebih membebaskan muridnya agar lebih mandiri. Pendidikan itu sendiri merupakan institusi penting dalam proses penyiapan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan menjadi tempat terwujudnya agent of change dalam kehidupan sosial (Akbarjono, 2015)
Namun pada masa pandemi covid 19 seperti yang terjadi kemarin yang mengharuskan segala sesuatunya dilakukan secara daring (online) tentunya menyulitkan berbagai aspek kegiatan salah satunya dalam hal pembelajaran, terutama pembelajaran transformatif yang lebih berisikan fakta-fakta yang mesti dilihat secara langsung di lapangan.
Salah satu contohnya seperti yang terjadi di SMAN 1 Cimalaka, biasanya pada bulan ramadhan sekolah ini mengadakan kegiatan bazar dimana para siswanya disuruh untuk berkreasi dan juga mempersiapkan makanan yang nantinya mereka jual pada masyarakat, namun karna pada 16 maret 2020 sistem belajar daring mulai dilakukan maka kegiatan bazarpun  ditiadakan, Solusi yang diberikan pihak sekolah untuk hal ini adalah dengan melakukan kegiatan yang diberi nama "rantang cinta dari siswa" dimana para siswa disuruh untuk berbagi makanan pada tetangga terdekatnya, direkam, dan dikirim kepada pihak sekolah untuk nantinya dibuat suatu vidio mengenai indahnya berbagi, pihak sekolah pun membagikan vidio tersebut di akun youtube sekolah.
Menurut Gagne (1985) secara substansial, pembelajaran merupakan proses modifikasi atau perubahan kapasitas manusia ke tingkatan yang lebih tinggi. Pembelajaran transformatif (transformative learning) merupakan pembelajaran yang dikembangkan dari sudut pandang transformatif, transformatif sendiri adalah suatu proses perubahan yang mendasar, baik dari segi bentuk, penampilan, kondisi, karakteristik, dan substansi.
Menurut riset yang dilakukan kepada beberapa wanita yang kembali bersekolah setelah berhenti untuk waktu yang cukup lama, bahwa pembelajaran mampu mengubah perspektif mereka dalam memaknai lagi pengalaman dan kondisi kehidupannya, Merizow (1996).
Teori transformative menurut Freire (1970) merupakan suatu model pembelajaran yang dapat dideskripsikan sebagai pembelajaran yang utuh, dari yang sifatnya pendekatan hingga detail teknik dari apa yang dikonsepsikan hingga apa yang ditindak-manifestasikan.
Langkah yang dapat diambil agar pembelajaran transformatif tetap berjalan meskipun menggunakan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah :
- Decide (Pengambilan Keputusan)
Dalam masa masademi ini banyak sekali kemudahan yang dapat kita akses yang nantinya dapat memudahkan kita untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring ini, seperti contoh, google classroom, zoom meeting, google meeting, dan masih banyak lagi. Di tahap ini peneliti memutuskan mengenai software atau hardware apa yang akan digunakan sebagai penunjang dari kegiatan PJJ ini.
- Design (Pembuatan Desain)
Tahap ini peneliti melakukan analisis materi untuk mengetahui kedalaman dan keluasan materi. Dalam penelitian ini, materi yang dikembangkan adalah fluida dinamis dengan sub materi sifat fluida ideal, persamaan kontinuitas, dan hukum bernoulli. Media pembelajaran dirancang dengan menggunakan transformative learning.
- Develop (Pengembangan Produk)
Tahap ini peneliti mengembangkan elemen-elemen media pembelajaran yang dibutuhkan, yaitu teks, gambar ilustrasi materi, animasi, dan audio.
- Evaluate (Evaluasi)
Dan terakhir adalah tahap evaluasi yakni mengkur sejauh mana ke efektifan metode yang berlangsung ini dan melihat celah dimana titik kelemahannya yang nantinya akan diperbaiki, agar pembelajaran dapat dilakukan semakin baik kedepannya.
