Beberapa hari belakangan, isu mengenai kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari yang awalnya 11% menjadi 12% sudah menjadi perbincangan oleh banyak orang, dimana kebijakan ini akan resmi berlaku mulai dari 1 Januari 2025. Keputusan pemerintah mengenai kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini tentunya menimbulkan protes keras dari berbagai macam kalangan masyarakat, salah satunya yaitu protes dari kalangan para penggemar Kpop atau yang lebih dikenal sebagai Kpopers. Untuk menunjukkan protesnya, para penggemar Kpop ini pun melakukan demo di depan istana negara dengan cara yang unik, yaitu dengan cara membawa atribut yang sering dipakai ketika konser seperti lightstick dan juga poster dengan berbagai tulisan protes.
Selain menimbulkan protes dari berbagai kalangan, Kenaikan Pajak Pertambahan (PPN) yang dilakukan oleh pemerintah itu juga memiliki dampak lain terhadap para penggemar Kpop karena sebagai konsumen aktif tentu saja hal itu akan akan berdampak pula dengan harga aksesoris ataupun barang-barang berbau KPop lainnya seperti album dan tiket konser yang juga akan meningkat dari sebelumnya. Para penggemar Kpop tersebut beranggapan bahwa kenaikan PPN 12% itu akan mencekik masyarakat, khususnya bagi pelajar atau mahasiswa yang pendapatannya terbilang masih terbatas. Dalam aspek ekonomi, kenaikan PPN ini untuk kebutuhan yang tidak mendasar seperti hiburan menjadi hal yang cukup memberatkan. Untuk itulah para penggemar beramai-ramai menandatangani sebuah petisi yang dibuat oleh salah satu akun X untuk menolak kenaikan PPN 12%. Situasi inilah yang mendorong para Kpopers untuk menyuarakan bentuk protes mereka dengan cara yang tidak biasa, karena hal ini bukan hanya menyangkut persoalan hiburan saja, tapi juga hak masyarakat untuk mendapatkan kejelasan mengenai kebijakan pajak yang dibuat oleh pemerintah.
Dari cara para Kpopers melakukan demonstrasi, bisa disimpulkan bahwa demo tidak harus dilakukan dengan cara kekerasan tapi juga dengan cara yang sedikit berbeda untuk menyampaikan pendapatnya, karena selain untuk mengurangi ketegangan, demo yang dilakukan oleh para Kpopers juga memberikan sedikit hiburan di tengah situasi tersebut. Selain itu, para Kpopers juga memanfaatkan kekuatan media dengan menaikkan berbagai tagar seperti #TolakKenaikanPPN, yang mana tagar tersebut akhirnya bisa menjadi topik yang paling sering muncul di media sosial. Cara ini tentunya membuktikan bahwa untuk menyampaikan pendapat yang serius, bisa dilakukan dengan cara yang terbilang unik, karena aksi protes yang dilakukan oleh para Kpopers ini menunjukkan jika budaya pop bisa digunakan untuk menyampaikan pendapat dan membuat orang yang sebelumnya tidak tertarik dengan isu tersebut jadi tertarik untuk lebih peduli dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Namun meski cara protes para penggemar Kpop itu dianggap unik, masih banyak pihak yang tidak menyetujui cara tersebut karena beranggapan bahwa aksi protes itu tidak menyeluruh dan hanya berfokus pada kepentingan salah satu komunitas tertentu saja. Selain itu, masyarakat juga berpandangan jika protes para penggemar Kpop itu dilakukan terlalu santai dan hanya fokus pada hiburan semata yang justru mengaburkan inti dari isu yang sedang terjadi. Masyarakat merasa bahwa perlunya keseriusan untuk menyampaikan pendapat mengenai dampak kenaikan PPN secara menyeluruh agar dialog yang disampaikan bisa dipahami oleh keseluruhan masyarakat umum.
Cara protes unik yang dilakukan oleh para Kpopers ini menunjukkan bahwa generasi muda saat ini memiliki cara yang berbeda untuk bisa terlibat pada isu sosial-politik yang terjadi di Indonesia. Dengan adanya protes ini juga, pemerintah harus menyadari jika aksi ini untuk mengingat mengenai pentingnya transparansi ketika mengeluarkan kebijakan yang adil agar dapat diterima oleh semua masyarakat tanpa terkecuali. Aksi para Kpopers ini juga mengajarkan jika setiap orang maupun kelompok tentunya memiliki hak untuk bisa didengar dalam pada sebuah diskusi publik. Dengan menggabungkan aspek budaya dan juga sosial, aksi para Kpopers ini menunjukkan bahwa melakukan protes terhadap pemerintah tidak harus dilakukan dengan menggunakan kekerasan tapi bisa juga dilakukan dengan cara yang lebih santai, untuk menunjukkan jika kreativitas bisa membawa sebuah perubahan entah itu dalam lingkup kebijakan maupun dari tanggapan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H