Mohon tunggu...
Jihan Nasywa
Jihan Nasywa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama saya Jihan Nasywa Maulida. saya lahir di Bekasi pada tanggal 1Mei 2005 sekarang saya berkuliah di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual

27 Oktober 2024   16:10 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suparman menyatakan bahwa tipologi belajar merupakan perpaduan dari cara seseorang menyerap, mengelola, dan memproses informasi. Dalam buku Quantum Learning karya Bobby de Potter dkk, disebutkan ada tiga jenis tipologi belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Hamzah (2008) menyatakan bahwa “Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa cocok dengan gaya itu, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik”.

1. Gaya belajar visual memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Teratur dan rapih b) Berbicara cepat c) Tidak mudah terganggu oleh suara latar saat mengingat visual d) Lebih suka membaca dari pada mendengarkan. 

2. Gaya belajar auditorial yaitu gaya belajar yang mengandalkan pendengaran, ciri-cirinya sebagai berikut: 

a) berbicara pada diri sendiri saat bekerja, b) mudah terganggu oleh kebisingan, c) suka membaca keras dan mendengarkan, d) kesulitan menulis tetapi pandai bercerita, e) belajar dengan mendengarkan dan lebih mengingat diskusi dibandingkan dengan visual, dan f) senang berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan.

3. Gaya Belajar Kinestetik yaitu kemampuan menyerap informasi melalui gerakan dan sentuhan, ciri-cirinya sebagai berikut:

 a) berbicara perlahan, b) sulit mengingat peta kecuali pernah berada di lokasi tersebut, c) menghafal sambil bergerak, d) menggunakan jari saat membaca, e) tidak bisa duduk diam lama, f) tulisannya cenderung jelek, g) aktif dan banyak bergerak, serta h) ingin melakukan segala sesuatu.

Philip R.E. Verson dalam Hamalik (2009) menyatakan bahwa perbedaan individu sebenarnya mencerminkan perbedaan dalam kesiapan belajar. Setiap anakyang memasuki sekolah memiliki tingkat kecerdasan, perhatian, dan pengetahuan yang bervariasi, serta kesiapan belajar yang berbeda-beda. Mereka juga memilikipotensi dan karakter yang unik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun