Mohon tunggu...
Jihan Malisah Izzati
Jihan Malisah Izzati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Mewujudkan Indonesia Maju Sesuai SDGs

6 Oktober 2021   21:23 Diperbarui: 6 Oktober 2021   21:33 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kehidupan sekarang di abad yang dikenal sebagai zaman pembangunan (the age of development) dimana suatu gagasan mampu mempengaruhi pemikiran bangsa-bangsa secara global, menyangkut permasalahan pendidikan, kemsikinan, dan permasalahan lain dari berbagai rakyat. Hal tersebut menjadi acuan untuk seluruh negara dalam memajukan negara agar bisa bersaing secara global. Dengan hal tersebut, PBB mengadakan konferensi yang diadakan di Rio de Janeiro (Brasil) pada Juni 2012 membahas agenda pembangunan berkelanjutan yang mengangkat judul "The Future We Want". Judul tersebut merupakan deklarasi atas pembangunan berkelanjutan dan green economy yang berisikan praktikal untuk mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.

     Deklarasi yang paling penting dari konferensi tersebut adalah diperlukannya agenda pembangunan berkelanjutan baru yang melanjutkan Millennium Development Goals (MDGs) yang telah dilakukan sejak tahun 2001 - 2015. MDGs diakui memiliki kelemahan karena penyusunan hingga implementasinya eksklusif dan sangat birokratis tanpa melibatkan peran dari skateholder non-pemerintah, sektor bisnis dan swasta, serta kelompok lainnya. Melalui kesepakatan negara anggota PBB, MDGs resmi berakhir pada taggal 15 September 2015 dan digantikan dengan SDGs serta menjadikan SDGs 2030 sebagai kerangka agenda pembangunan dan kebijakan politik yang bersifat universal dengan jangka waktu selama 15 tahun, terhitung mulai 2016 hingga 2030.

Suistainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan upaya pembangunan yang berkelanjutan untuk menjadi acuan dalam kerangka perundungan dan pembangunan negara-negara di Indonesia guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan serta melindungi lingkungan.  Peningkatan pendidikan bagi masyarakat Indonesia akan memacu pencapaian terhadap tujuan dalam 17 poin SDGs terutama untuk meningkatkan indeks pembangunan masyarakat Indonesia. SDGs dikelompokkan dalam empat pilar, yaitu pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola. Dapat dikatakan SDGs ini membantu agar negara Indonesia menjadi neara yang maju.

Negara maju merupakan negara yang sudah memiliki teknologi tinggi dan tingkat ekonomi yang merata. Tolak ukur kemajuan negara dapat dilihat dari keberhasilan dalam proses pembangunannya yang dapat berupa pembangunan fisik dan pembangunna non fisik. Beberapa negara yang sudah dapat dikatakan maju memiliki beberapa ciri. Pertama yaitu memiliki pendapatan perkapta yang tinggi sehingga nilai ekonomi negara akan terdongkrak dan tingkat kemiskinan teratasi. 

Kemudian di egara maju, banyak pengangguran relatif kecil karena setiap masyarakat cenderung mendapatkan pekerjaan layak dengan bayaran yang sebanding. Kemudian fasilitas kesehatan di negara maju juga terpenuhi. Dengan adanya fasilitas kesehatan yang tercukupi, angka kematian mampu ditekan sehingga keberlangsungan hidup penduduknya juga bisa dikendalikan. Berdasarkan pemaparan tersebut, Indonesia masih tergolong negara berkembang dikarenakanbebrap faktor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, SDA belum terpenuhi dengan baik.

Pendidikan di Indonesia menempati posisi 110 dari 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,684 yang berpedoman pada laporan PBB tahun 2015. Selain dari segi pendidikan, dipertekankan juga mmengenai kemiskinan negara ini. Berdasarkan lembar fakta SDGs, Indonesia masih tercatat 22,76 % penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Berkaitan dengan angka kemiskinan warga Indonesia yang kurang baik, sejalan juga dengan pertumbuhan ekonomi dan kualitas pekerja. 

Berdasarakan lembar fakta SDGs Indonesia menunjukkan sebanyak 25% dari 43 juta penduduk usia muda tidak dalam pendidikan, peperjaan, atau pelatihan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional sebesar 5,61%. Dengan beberapa pemaparan permasalahan Indonesia yang belum teratasi dengan baik, upaya SDGs menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan 17 tujuan pembangunan, yaitu 

(1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

      Indonesia berkomitmen tinggi untuk meraih kesuksesan dari pencapaian 17 tujuan SDGs yang telah dirancang oleh negara-ngeara di dunia. Komitmen tersebut telah ditandatangani dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 pada 4 Juli 2017 oleh Presiden, dan dibentuk tim koordinasi SDGs Nasional di bawah koordinasi Kepala Bappenas. 

Melihat isu dan permasalahan yang sudah jelas adanya, sangat disayangkan aksi yang dilakukan untuk mengusahakan isu-isu tersebut masih dinilai kurang. SDGs dapat berhasil jika ada aksi global dari pihak pemerintah serta inisiatif dari berbagai pihak terutama mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. 

SDGs Ambassador to 2030 Youth Force Indonesia, Tirza Listyarani, mengatakan bahwa pemuda penting bagi pembangunan, karena generasi muda terutama mahasiswa memiliki  jaringan yang luas, kreatif, dan inovatif. Oleh sebab itu program SDGs 2030 ini memberikan suatu pertanyaan dan kesempatan untuk institusi pendidikan tinggi di dunia, sebagai "agent of change" yang mengedukasi dan menghasilkan sumber daya manusia muda yang unggul, harus mengevaluasi kontribusinya terhadap tujuan-tujuan dari program SDGs yang telah dipaparkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun