Mohon tunggu...
Jihan Infatiha
Jihan Infatiha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa PAI 2019 IAIN Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membahas Tentang Filsafat Pendidikan Aliran Perenialisme

20 Mei 2020   14:21 Diperbarui: 20 Mei 2020   14:35 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr. wb.
Sesuai dengan janji saya minggu kemarin sekarang saya akan membahas aliran filsafat perennialisme. Apa itu perennialisme? Apa hubungannya aliran perennialisme dengan pendidikan? Siapa saja tokoh yang ada dalam aliran filsafat perennialisme? Pasti teman-teman sudah penasaran kan? Yuk langsung saja disimak:)

A. Pengertian Filsafat pendidikan Perennialisme
    Perennialisme berasal dari kata perenial yang artinya abadai atau kekal dan dapat juga diartikan tiada akhir. Sehingga esensi kepercayaan filsafat perennial ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi. Aliran perennialisme mengambil analogi realitas sosial budaya manusia. Tradisi juga dipandang sebagai prinsip-prinsip yang abadi yang terus mengalir sepanjang sejarah manusia karena ini adalah anugerah tuhan dan merupakan hakikat insania manusia. Aliran perennialisme beranggapan bahwa pendidikan harus didasari oleh nilai-nilai kultural masa lampau. Oleh karena itu kehidupan modern saat ini menimbulkan krisis dalam banyak bidang. Aliran perennialisme mudah dikenali karena memiliki ciri khusus, yaitu :
   
 1. Aliran perennialisme mengambil jalan regresif yaitu kembali pada nilai dan prinsip dasar yang menjiwai pendidikan pada masa Yunani kuno dan masa abad pertengahan.
 2. Aliran perennialisme beranggapan bahwa realita itu mengandung tujuan.
 3. Aliran perennialisme beranggapan bahwa belajar adalah latihan dan disiplin tetap.
 4. Aliran perennialisme beranggapan bahwa
Kenyataan tertinggi itu berada di balik alam yang penuh kedamaian dan penuh transendental.

  Pandangan Perennialisme dalam pendidikan yaitu Aliran perennialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
 
B. Pemikiran Tokoh-tokoh filsafat pendidikan Perennialisme
1. Robert Maynard Hutchins
    Beranggapan bahwa pendidikan harus menumbuhkan kecerdasan dan pengembangan. Jadi tujuan dari pendidikan adalah harus mengembangkan kekuatan pikirannya. Karena menurut beliau pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang selalu mengembangkan daya intelektual dari dalam diri manusia tersebut. Cara mengembangkan daya intelektual manusia adalah dengan membaca dan membahas buku pengetahuan. Menurut beliau pendidikan harus bersifat universal karena hakikat manusia adalah universal. Beliau juga mengungkapkan bahwa pendidikan mengimplementasikan pengajaran dan pengajaran mengimplementasikan pengetahuan.
   
2. Ortimer Adler
    Berpendapat bahwa pendidikan adalah proses dari kemampuan manusia dipengaruhi oleh kebiasaan yang akan disempurnakan oleh kebiasaan baik yang akan membantu dirinya dan orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pendidikan sebagai proses yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan dan bakat yang sudah dimiliki dengan cara pembiasaan, latihan, dan praktik yang dilakukan terus menerus. Jadi kesimpulannya, pendidikan adalah proses untuk mencetak kepribadian manusia untuk menjadi lebih baik lagi dengan mengembangkan bakat dan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya dengan semaksimal mungkin.

Cukup sekian pembahasan saya mengenai aliran filsafat pendidikan perennialisme jika ada komentar atau tambahan silahkan bisa komen dibawah yaa teman-teman. Minta pendapat dan likenya juga yaa:) oh iya minggu depan saya akan membahas aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme. Penasaran nggak? Tunggu saya minggu depan yaa:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun