Mohon tunggu...
Jihan Hanifah
Jihan Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Psikologi UGM

Hai, saya tertarik pada neuropsikologi dalam bidang pendidikan. Khususnya attention dan working memory.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Emosi terhadap Memori Kerja Siswa dalam Pembelajaran

10 Juni 2023   20:31 Diperbarui: 10 Juni 2023   20:33 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siswa memiliki tuntutan untuk belajar. Namun seringkali siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, terutama ketika belajar materi-materi baru. Ketika siswa memasuki materi belajar yang baru, diperlukan instruksi yang jelas dan eksplisit serta bimbingan yang memadai sehingga siswa mampu memahami materi tersebut. Apabila siswa dibebaskan untuk mengeksplorasi secara mandi tanpa bimbingan, siswa justru akan mengalami beban kognitif yang tinggi dan tidak mampu memahami makna dalam pelajaran. Beban kognitif adalah kapasitas memori kerja dalam memproses tugas kognitif seperti menghitung, membaca, belajar dan sebagainya (Plass & Kalyuga, 2019).

Pembelajaran mengenai sesuatu hal yang baru, yang belum pernah kita pelajari sebelumnya, memori kita akan bekerja lebih keras dan karena kapasitas memori kita terbatas, sehingga dalam memproses pembelajaran baru akan memakan waktu yang lama karena diperlukan proses rekognisi dan pemahaman materi sedari awal, dan bahkan terkadang kita memerlukan beberapa kali pengulangan agar mampu memahami materi tersebut dengan baik. Berbeda dengan mengulang materi yang pernah kita pelajari sebelumnya. Ketika kita mempelajari hal yang sudah pernah kita dalami, maka proses yang dilakukan oleh memori kerja kita akan lebih mudah. Hal ini dikarenakan memori jangka panjang yang kita miliki telah menyimpan informasi tersebut sehingga yang perlu dilakukan oleh memori kerja adalah mengambil dari memori jangka panjang dan menyesuaikan dengan kebutuhan informasi sehingga kapasitas memori kerja yang dipakai tidak terlalu banyak dan membuat kita menjadi lebih memahami pembelajaran tersebut.

Proses pembelajaran memiliki tujuan agar siswa memahami materi yang diberikan, misalnya mengenai pelajaran bangun datar. Ketika siswa tidak diberikan pengarahan maupun contoh untuk memudahkan pembelajaran, siswa akan kesulitan dalam memproses materi tersebut dan membuat siswa sulit memahaminya. Hal ini menyebabkan beban kognitif menjadi tinggi sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Selain itu perlu diperhatikan pula tingkat pengetahuan maupun keterampilan siswa dalam konteks materi tersebut karena semakin minim yang siswa ketahui maka beban kognitif yang dialami siswa akan semakin tinggi.

Proses belajar dipengaruhi juga oleh emosi. Perasaan maupun emosi yang kita alami akan mempengaruhi proses belajar yang kita lakukan. Emosi dan kognisi memiliki hubungan yang sangat berkaitan dan saling terintegrasi di otak. Wilayah afektif otak terlibat dalam pemrosesan kognitif begitupun wilayah kognitif otak juga mempengaruhi pemrosesan afektif.

Emosi negatif akan membuat siswa lebih lama memahami pembelajaran, kinerja yang lebih rendah, serta memiliki hasil belajar yang lebih rendah (Brand, dkk., 2007; D'Mello & Graesser, 2012). Sedangkan emosi positif akan memberikan otonomi pada siswa dalam pembelajaran sehingga memfasilitasi pembelajaran dan membuat hasil belajar meningkat (Plass & Kalyuga, 2019). Untuk memunculkan emosi positif dalam belajar, hal yang bisa dilakukan adalah dengan memanipulasi lingkungan belajar. Contohnya pengadaan musik dengan tempo yang tinggi juga warna-warna hangat dalam lingkungan belajar (Loderer, dkk., 2019). Manfaat dari emosi positif adalah menurunnya beban kognitif yang dialami siswa sehingga siswa akan lebih mampu memahami materi belajar.

Selain dari lingkungan, pengalaman emosi positif juga akan membuat siswa mengalami beban kognitif yang lebih rendah (Plass & Kalyuga, 2019). Contohnya ketika siswa belajar dengan bersenang-senang seperti olahraga bersama teman akan membuat beban kognitif siswa lebih rendah dan siswa lebih mampu memahami materi olahraga. Namun, ketika siswa dihadapkan pada situasi yang menegangkan dan penuh tekanan di dalam kelas sehingga membuat siswa merasakan berbagai afek negatif seperti cemas maupun gelisah, maka siswa akan merasakan beban kognitif yang lebih tinggi sehingga sulit untuk memahami pembelajaran. Kecemasan dapat membuat siswa merasakan kekhawatiran sehingga kapasitas memori kerja berkurang dan meningkatkan jumlah usaha dalam membuat tugas (Baddeley, 2012). Hal ini dikarenakan emosi dan tugas yang kita kerjakan saling bersaing dalam memori kerja sehingga memenuhi kapasitas memori kerja. Penambahan detail yang menarik namun tidak relevan dengan materi pembelajaran juga akan memenuhi kapasitas memori kerja sehingga atensi yang seharusnya diberikan kepada materi akan terdistraksi. Contohnya ketika memaparkan materi tentang otak manusia, namun dalam slide banyak gambar kartun yang tidak relevan. Hal tersebut bisa menyebabkan materi tidak mendapatkan atensi siswa sehingga siswa tidak memahami materi dengan baik. 

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa emosi sangat mempengaruhi proses serta hasil belajar siswa sehingga perlu diperhatikan emosi siswa ketika belajar serta pengaruhi lingkungan dan bahan pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran.

Referensi:

Baddeley, A. (2012). How does emotion influence working memory? In S. Masmoudi, D. Y. Dai, & A. Naceur (Eds.), Attention, representation, and human performance: integration of cognition, emotion, and motivation (pp. 3--18). New York: Psychology Press.

Brand, S., Reimer, T., & Opwis, K. (2007). How do we learn in a negative mood? Effects of a negative mood on transfer and learning. Learning and Instruction, 17(1), 1--16. https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2006.11.002

D'Mello, S., & Graesser, A. (2012). Dynamics of affective states during complex learning. Learning and Instruction, 22(2), 145--157. https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2011.10.001

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun