Mohon tunggu...
Jihan Hafiz Ardiansyah
Jihan Hafiz Ardiansyah Mohon Tunggu... Auditor - mahasiswa

saya gemar sekali dengan dunia traveling dan mempunyai impian untuk keliling nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi antar Budaya di Balik Tradisi Nyadran

2 Juni 2023   00:00 Diperbarui: 2 Juni 2023   00:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

komunukasi adalah hal yang biasa dilakukan oleh munusia yang digunakan sehari-hari ,bisanya dilakukan untuk mengemukakan maksut  dan tujuan dari manusia itu sendiri,secara perlahan tergantung manusia,karenanya di butuhkan komunikasi yang ekfektif,baik lawan bicara maupaun diri sendiri.

keduanya memiliki adil yang besar agar terciptanya komunikasi yang baik.dari komunikasi tersebut bisa di hasilkan budaya yang mana hal itu meyimbolkan bahwa dengan komunikasi dapat di hasilkan intergritas yang nyata maupun tidak nyata.ontohnya tradisi nydran di ngawi jawa timur

kalian tidak asing lagi kan dengan budaya nyadran setidaknya ada 3 macam nyadran di kota ngawi yaitu nyadran bersih makam,nyadran bersih desa dan nyadran besih desa dan ada lagi yaitu nyadran wayang kruci,teradisi ini adalah hasih alkuturasi budaya jawa dengan islam .kata yadran itu sendiri brasal dari kata sraddha yang mempunyai arti keyakinan.

makna dari nyadran sendiri adalah mometun untuk menghormati leluhur , ungkapan syukur kepada sang pencipta dan menjaga kerukunan persaudaraan,tradisi ini sudah di adakan turun-temurun yang berumur ratusan tahun.nyadran merupakan media efektif untuk menjalin silaturahmi antarwarga yang selama ini banyak di sibukkan dengan urusan peribadi.

trandisi nyadran masih tetap di lestarikan karna adanya keyakinan pada masyarakat bahwa tidak akan mendapatkan berkah hidup ,baik waga yang berpropesi sebagai petani atau perkerjaan yang lainya.dalam pelaksanaan tradisi nyadran ,setiap rumah atau setiap keluarga membuat makanan tradisional,buah-buahan seta dan juga nasi tumpeng.setelah itu warga melakukan kegiatan arak-arakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun