Dewasa ini isu-isu mengenai mental health yang dulu dianggap tabu kini dianggap sebagai persoalan yang penting untuk diperbincangkan. Masyarakat umum telah memiliki kesadaran bahwa mental health bukanlah sesuatu yang memalukan dan dapat diobati, isu-isu seperti trauma masa lalu dan lainnya telah banyak diangkat menjadi topik pembahasan di berbagai platform media seperti media sosial.
Tahukah anda bahwa trauma masa lalu dapat kita wariskan secara tidak sengaja kepada anak-anak kita? Seorang penulis dan psikiater terkemuka yang sudah berpengalaman di bidang kesehatan mental selama 30 tahun, Philippa Perry, dalam bukunya yang berjudul "The Book You Wish Your Parents Had Read" (Perry, P. (2022). The Book You Wish Your Parents Had Read. renebook.), berbagi cara kepada kita agar dapat memperbaikinya.
Dalam bukunya Philippa Perry menuliskan bagi Anda yang merupakan orang tua atau calon orang tua, Anda dapat mulai memperbaikinya dengan membongkar dan berdamai dengan masa kanak-kanak Anda, menelaah apa yang terjadi dengan diri Anda, bagaimana perasaan Anda saat itu, bagaimana perasaan Anda tentang hal itu sekarang. Dan, setelah membongkar dan mencermati semuanya, ambil hal-hal yang anda butuhkan.Â
Perry juga menambahkan ketika Anda merasa marah berlebihan--atau emosi berlebihan yang lainnya seperti jengkel, frustasi,iri, muak, panik, kesal, ketakutan--sebagai respon terhadap sesuatu yang anak Anda minta atau lakukan, tidak ada salahnya menganggapnya sebagai suatu peringatan, apakah reaksi yang kita munculkan merupakan perasaan kita berkaitan dengan kejadian ini dan bukan sekadar reaksi terhadap kejadian di masa lampau ketika perilaku anak-anak Anda memicu perasaan tidak nyaman yang pernah anda alami saat seusia anak Anda.
Sebagai contoh Perry menceritakan pengalamannya mengenai ibunya yang merasa jengkel saat mendengar teriakan anaknya dan teman-teman anaknya sedang bermain. Perry bertanya pada ibunya "apa yang terjadi ketika ibu ribut saat bermain waktu kecil dulu?" kemudian ibunya menceritakan bahwa ia lahir saat ayahnya, yaitu kakek Perry, sudah berusia lebih dari 50 tahun dan tak jarang menderita sakit kepala sehingga anak-anaknya harus berjalan berjingkat-jingkat di rumah jika tidak ingin mendapat masalah.
Anda juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh anak Anda dengan mencoba meluangkan waktu untuk merenungkan bagaimana rasanya ketika Anda kembali ke usia mereka. Anda akan lebih memahami dan berempati pada anak Anda saat perilakunya memicu perasaan tidak nyaman masa lalu Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H