Mohon tunggu...
Jihan fathyanisa
Jihan fathyanisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - jihan

welcome!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seni sebagai Tren Media Komunikasi Masa Kini

25 Oktober 2021   23:16 Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:38 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh : Gambar 1.1 Karya Lukis Eddy Susanto (Sumber : Dokpri/Lawangwangi Creative Space Bandung).

Di Indonesia kesenian semakin berkembang pesat, bahkan saat ini sudah banyak pameran yang melahirkan seniman-seniman berbakat mulai dari balita, pelajar, hinga yang berumur. Seni tidak hanya tentang menggambar, tapi seni juga berupa hal-hal lain seperti fotografi, film, tarian, musik, drama, sastra, dll.

Di jaman sekarang teknologi sudah berkembang pesat dan masyarakat semakin melek soal kesenian, dahulu pameran seni sangat jarang ditemukan. Namun, sekarang sudah banyak masyarakat yang berminat dan menggemari seni sehingga kini pameran seni sudah ramai pengunjung.

Seni bukan hanya sekadar karya buta yang hanya memuaskan mata. Jauh di dalam karya yang indah tersebut, terdapat seribu pesan yang disampaikan melalui sebuah seni. Pesan tersebut bisa tersurat atau tersirat, sesuai penyampaian seniman karya itu sendiri.

Pesan tersurat dalam karya seni biasanya menggunakan media musik dan sastra. Sedangkan pesan tersirat biasanya menggunakan media lukisan, patung, fotografi, tari dan teater. Contohnya seperti pada lukisan diatas karya Eddy Susanto.

"Sebagai pengidap Generalized Anxiety Disorder, usaha untuk tidak peduli itu hal berat (dan mahal). Bahkan untuk sekedar menceritakan, selain pada psikiater. Kecenderungan-kecenderungan itu lebihnyaman dituang pada karya, selain obat. Seperti melihat sisi cantik dari kesuraman, mereka-reka kegagalan intelektual, mengimajinasikan kepercayaan diri, semua seolah-olah membiarkan sesuatu tidak sempurna dengan sengaja. Mengganti kata "gelisah". 

Warna-warna gloomy, teks-teks, dan merasionalkan tafsir, menjadi pelampiasan yang bias. Apakah ini pilihan, kehendak, kesadaran, atau sekedar peran. Tapi yang jelas, ini prinsip. Tidak canggung! Beruntungnya. berkarya bisa menjadikannya kompleksitas pemaknaan atas pengalaman. Karena dunia manusia yang sesungguhnya adalah dunia yang konkret, kompleks, dan ambigu." Tulis Eddy pada keterangan foto tersebut.

Meskipun Eddy Susanto sudah memaparkan arti dan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut, pengunjung dapat bebas berpendapat dan bebas mengartikan maksud dari lukisan tersebut. Hal inilah yang membuat seni indah, karna di dalam 1 karya seni terkandung 1000 kata lainnya yang akan tersusun menjadi sebuah kalimat yang cantik.

Lukisan ini bisa dilihat di Lawangwangi Creative Space, Bandung Barat. Selain lukisan karya Eddy Susanto, ada banyak lukisan lainnya juga yang tidak kalah indah seperti karya Etza Meisyara, Mujahidin Nurrahman, Erwin Windu Pranata, dan 5 seniman berbakat lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun