Idul fitri di Indonesia sangat identik dengan pulang kampung. Masyarakat yang merayakan Idul fitri akan berbondong-bondong pulang ke kampung mereka untuk merayakan Idul fitri bersama dengan keluarga. Untungnya, tahun 2022 ini pemerintah memperbolehkan masyarakat Indonesia mudik ke kampung halamannya, hal itu disambut dengan suka cita oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya sudah dua tahun mudik tidak diperbolehkan sebab pandemi covid-19.
Shalat ied tahun 2022 sudah diperbolehkan dilaksanakan di masjid. Hal itu membuat masyarakat Indonesia yang akan melaksanakan shalat ied bahagia, karena akhirnya mereka bisa melaksanakan shalat ied di masjid. Setelah dua tahun mereka harus melaksanakan shalat di rumah.
Lantunan takbir berkumandang dari maghrib hingga menjelang shalat ied berlangsung. Lantunan yang membuat hati semua orang bergetar maupun bahagia ketika mendengarnya. Lantunan yang berkumandangan diberbagai masjid diseluruh negeri ini.
Bersalaman serta bermaafan sudah menjadi tradisi setelah dilakukannya shalat ied, tak ayal ada banyak orang yang menangis karena mungkin merasa dirinya banyak melakukan kesalahan atau mereka menangis karena sudah ditinggal oleh orang tua, anak, suami atau istri, kakak atau adik, dan keluarga lainnya yang sangat mereka rindukan. Akan tetapi saya pernah mendengar dari ceramah jika orang yang sudah pergi meninggalkan kita, mereka itu akan melihat kita yang masih hidup dari depan pintu rumah, mereka melihat kita sedang melakukan apa, apa kita berdoa untuk mereka atau lainnya. Tetapi kita tidak bisa melihat mereka tapi mereka bisa melihat apa yang kita lakukan. Oleh sebab itu, kita harus dan wajib mendoakan orang yang sudah terlebih dahulu meninggalkan kita agar mereka yang sudah pergi mendahului kita bahagia disisiNya.
Kembali ke topik awal mengenai lika liku atau romantika dalam idul fitri, banyak hal yang terjadi ketika idul fitri. Bisa sedih karena kita meninggalkan bulan suci Ramadhan, sedih karena merindukan orang yang sudah pergi mendahului kita, ataupun bahagia karena kita bisa memakai pakaian yang baru, bahagia karena kita kembali fitrah, dan lain sebagainya. Sebagai umat muslim, kita tidak boleh melupakan makna dari Idul fitri itu sendiri yaitu  suatu perayaan bagi umat muslim atas kemenangan menahan diri dari hawa nafsu, makan dan minum, serta menjauhi dari berbagai pekerjaan yang bisa membatalkan puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H