Sepak bola di Indonesia banyak digemari oleh berbagai kalangan khususnya para remaja. Hal ini dikarenakan sepak bola merupakan salah satu olahraga yang mudah dimainkan oleh banyak kalangan umum, juga mudah dimainkan di mana saja dan kapan saja. Salah satu faktor penting dalam membentuk tim sepak bola yang baik adalah dengan adanya pelatih. Hal itu dianggap penting karena pelatih memiliki peran untuk mengatur strategi dan mengkoordinir para pemain baik di dalam ataupun di luar lapangan. Jika suatu tim sepak bola tidak memiliki pelatih, maka kemungkinan besar tim tersebut akan kehilangan arah dan tidak bisa mencapai tujuannya.
Pada umumnya, pemecatan pelatih di dunia sepak bola adalah hal yang sangat umum, namun berbeda dengan kasus pemecatan pelatih Tim Nasional Indonesia yang bernama Shin Tae Yong yang dinilai cukup kontroversial. Shin Tae Yong ialah mantan pemain sepak bola profesional dan pelatih Korea Selatan, yang pernah menjadi pelatih Tim Nasional sepak bola Indonesia. Ia lahir di Yeongdeok, Korea Selatan pada 11 Oktober 1970. Shin Tae Yong resmi bergabung pada Tim Nasional sepak bola Indonesia pada tahun 2019 dengan kontrak awal selama 2 tahun. Selama perjalanannya menjadi pelatih di Tim Nasional sepak bola Indonesia, Shin Tae Yong mengalami beberapa permasalahan seperti kekalahan menghadapi Uni Emirat Arab dengan skor yang memalukan yaitu 5-0 dan tidak berhasilnya Tim Nasional sepak bola Indonesia untuk lolos kualifikasi di Piala Dunia 2022 di Qatar. Setelah itu, Shin Tae Yong mendapatkan “angin segar” seperti keberhasilan Tim Nasional sepak bola Indonesia yang mampu mencapai final AFF 2020, meskipun di partai final dikalahkan Thailand di dua partai leg dengan skor 0-4 dan 2-2. Hal ini juga disusul oleh keberhasilan Tim Nasional sepak bola Indonesia yang lolos ke babak 16 besar Piala Asia pertama kalinya dalam sejarah, yang mana Tim Nasional Indonesia saat itu juga terbantu dengan adanya program naturalisasi yang membuahkan hasil dikemudian hari.
Pemecatan Shin Tae Yong sebenarnya tidak dilakukan secara mendadak. Karena sebelumnya Tim Nasional sepak bola Indonesia telah mendapatkan hasil yang memuaskan. Seperti kemenangan melawan Arab Saudi dengan skor 2-0 pada ajang kualifikasi Piala Dunia round 3 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta. Tetapi hasil tersebut dinilai masih kurang memuaskan, karena di laga sebelumnya melawan China, Tim Nasional sepak bola Indonesia mengalami kekalahan dengan skor 2-1. Pada laga tersebut juga, terungkaplah suatu hal yang nantinya berdampak pada pemecatan Shin Tae Yong.
Kendati demikian, hal ini tetap tidak dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah internal antara Shin Tae Yong dan para pemain Tim Nasional sepak bola Indonesia. Hal ini bermula ketika para pemain Tim Nasional Senior mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan terkait taktik yang saat itu digunakan. Para pemain seperti Thom Haye, Sandy Walsh, dan Jay Idzes mengadakan pertemuan secara tertutup yang menyebabkan Shin Tae Yong merasa tersinggung, yang pada akhirnya berdampak pada para pemain itu sendiri. Seperti Thom Haye yang dicadangkan dalam permainan-permainan berikutnya, sama hal nya dengan Sandy Walsh, dan dicopotnya ban kapten Jay Idzes. Tak lama kemudian, satu tim penuh, khususnya para pemain naturalisasi, mengadakan pertemuan ulang dengan Erick Thohir yang menjadi cikal bakal pemecatan Shin Tae Yong sebagai pelatih Tim Nasional sepak bola Indonesia, meskipun masa kontrak Shin Tae Yong masih berlaku sampai tahun 2027.
Dengan dipecatnya Shin Tae Yong, hal ini dinilai kontroversial karena banyak yang berpendapat bahwa Shin Tae Yong telah banyak berjasa bagi Tim Nasional Indonesia, juga telah membantu membentangkan sayap Garuda ke kancah Internasional. Pada awalnya, masyarakat Indonesia tidak terima dengan keputusan pemecatan Shin Tae Yong yang digantikan dengan Patrick Kluivert karena mengira bahwa PSSI tidak tahu rasa berterimakasih yang cukup kepadanya. Netizen Indonesia juga kurang setuju dengan dipilihnya Patrick Kluivert sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia yang baru. Netizen melihat background Patrick Kluivert yang meragukan, seperti rekam jejak kepelatihan yang bermasalah, juga keterkaitannya dengan masalah judi, alkohol dan masalah hutang kepada gang kriminal sebanyak 16 milliar jika dirupiahkan. Namun, mengesampingkan masalah-masalah yang pernah dilakukan olehnya, ia juga memiliki sisi positif seperti bisa menjadi daya tarik pemain keturunan agar bisa membela Tim Nasional Indonesia, karena Patrick Kluivert merupakan legenda Tim Nasional Belanda dan Barcelona. Oleh karena itu, Patrick Kluivert mempunyai daya tarik sendiri untuk menjadi pilar pengganti Shin Tae Yong.
Meskipun pemecatan ini dianggap kontroversial, Shin Tae Yong tetap menerima keputusan yang telah dibuat secara profesional. Patrick Kluivert pun telah dikenalkan secara resmi bersama para asisten dan staff yang bersangkutan oleh PSSI pada tanggal 11 Januari 2025. Sampai saat ini, netizen Indonesia juga masih mendebatkan terkait pemecatan yang dilakukan kepada Shin Tae yong. Namun, nasi telah menjadi bubur, tak banyak yang bisa dilakukan oleh netizen Indonesia karena keputusan yang diambil oleh PSSI sudah bulat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H