Mohon tunggu...
jihanfajrinabilah
jihanfajrinabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Salam kenal semuanya, Jihan disini! Saya memiliki hobi membaca, terutama membaca hal-hal yang berbau fiksi karena hal tersebut dapat membuat saya menumbuhkan imajinasi saya. Dimulai dari membaca hal yang saya suka, dapat membuat saya menjadi pribadi yang gemar membaca. Saya juga senang mempelajari hal-hal baru yang pastinya menarik untuk diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Sikap Anti-Bullying di Kalangan Remaja

1 Januari 2025   20:23 Diperbarui: 1 Januari 2025   20:23 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Remaja adalah suatu proses peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa-masa remaja ini, biasanya seseorang sering menjadi labil dan belum bisa menentukan arah tujuannya sendiri. Menurut WHO, rentang usia remaja adalah 12-24 tahun. Yang mana dalam usia tersebut di Indonesia, biasanya adalah anak-anak Sekolah Dasar tingkat akhir atau Sekolah Menengah Pertama (Remaja Awal) sampai rentang kuliah (Remaja Akhir). Para remaja juga biasanya memiliki rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga tak jarang membuat mereka ingin selalu mencoba hal-hal baru tanpa tahu manfaat ataupun resikonya terlebih dahulu.

Saat -- saat remaja biasanya dijadikan seseorang sebagai masa pencarian jati diri mereka. Tak kala, ketika seorang remaja bertemu dan bergaul dengan orang yang tidak baik, tentu saja hal tersebut dapat mempengaruhi sikap si remaja menjadi buruk dan terkadang tak sadar bahwa dirinya telah terjerumus hal yang buruk. Begitupun sebaliknya, jika seorang remaja bertemu dengan orang yang baik, maka ia akan menjadi terbiasa dengan hal-hal yang baik. Salah satu langkah yang dapat kita ambil sebagai seorang remaja untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang dapat terjadi yaitu dengan membiasakan diri berperilaku baik dan juga sederhana yang dapat dilakukan untuk membimbing kita agar tidak salah pergaulan kedepannya.

Di Indonesia, salah satu kasus yang marak terjadi di kalangan remaja adalah bullying. Bullying merupakan suatu tindakan perundingan dimana biasanya perundung atau si pembully menargetkan seseorang yang lebih lemah dan memiliki kekurangan darinya. Ada banyak jenis tindakan pembullyan, diantaranya melalui verbal, nonverbal (fisik), dan cyber-bullying. Bullying verbal adalah suatu tindakan pembullyan melalui perkataan atau caci maki. Bullying nonverbal (fisik) adalah suatu tindakan pembullyan melalui fisik atau bahkan melakukan kekerasan fisik. Sedangkan Cyber-bullying adalah suatu tindakan pembullyan yang dilakukan melalui internet atau media sosial. Jika tindakan pembullyan tidak diatasi dengan segera maka besar kemungkinan akan ada banyak korban pembullyan yang terjadi yang dapat mengganggu ketentraman lingkungan disekitar kita. 

Mirisnya, kasus pembullyan yang terjadi di Indonesia banyak terdapat pada jenjang SD hingga SMP. Bahkan ada beberapa diantara pembully yang tidak sadar bahwa mereka telah membully sesamanya. Dampak buruk tidak hanya bisa terjadi pada korban pembullyan, tetapi juga dapat terjadi pada si pembully. Dampak buruk yang mungkin dapat terjadi kepada korban diantaranya, ia menjadi lebih pendiam, merasa tertekan, juga menjadi lebih tidak percaya diri. Sedangkan dampak buruk yang mungkin akan terjadi kepada pembully jika ia dibiarkan secara terus menerus yaitu dapat menjadi pribadi yang suka memberontak dan akan memiliki kebiasaan mudah membully orang lain hingga dewasa nanti.

Faktanya, kita semua bertanggung jawab dalam pencegahan terjadinya bullying, terutama para orang tua. Karena itu, penanaman sikap anti-bullying di kalangan remaja ini penting adanya dan dapat menjadi langkah awal bagi kita semua untuk meminimalisir adanya pembullyan di kalangan remaja. Sikap anti-bullying berarti menolak adanya tindakan bullying di sekitar kita dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya bullying.

Para orang tua harus memiliki pola pengasuhan yang baik terhadap anak-anaknya, mengajarkan moral-moral beretika sosial yang baik, juga selalu mengawasi tingkah laku anak dalam pergaulan sesamanya. Pendidikan yang kuat dan mendasar dari para guru juga menjadi hal penting yang patut dipertimbangkan ketika ingin menerapkan sikap anti-bullying di kalangan remaja. Sebagaimana yang kita tahu bahwa guru adalah orang tua kita di sekolah, maka sudah sepatutnya guru juga tak lupa menanamkan sikap-sikap yang sepantasnya dimiliki oleh remaja. Dalam hal ini, sekolah juga dapat membantu para guru untuk menerapkan sikap anti-bullying di kalangan remaja dengan memberikan materi atau kelas tambahan terkait bullying juga bahayanya dan cara menanganinya.

Penerapan sikap anti-bullying juga dapat dimulai dari diri kita sendiri. Kita harus tahu bahwa pembullyan merupakan suatu tindakan tercela yang dapat merugikan kedua belah pihak baik korban maupun pembully. Daripada menghabiskan waktu untuk merundung orang lain, lebih baik menghabiskan waktu untuk melakukan hobi atau mengasah kemampuan kita. Hal-hal ini dapat menambah nilai diri kita yang pastinya akan membuat kita lebih menghargai orang lain dan mengerti diri sendiri. Kita dapat menumbuhkan rasa dan sikap empati kita kepada orang lain yang dapat menguatkan sikap anti-bullying yang kita miliki.

Dukungan emosional kepada korban dari lingkungan sekitar, seperti teman, guru, juga keluarga akan sangat diperlukan jika terjadinya bullying dengan tujuan untuk tetap menguatkan mental si korban. Meskipun ada yang mengatakan jika bentuk bullyannya masih dalam bentuk verbal, hal itu justru dapat menguatkan mental korban agar lebih terbiasa dengan perkataan tajam orang lain, tetapi tetap diperlukan support dari orang-orang terdekatnya untuk selalu menguatkannya dalam menghadapi bullyan tersebut.

Dengan menerapkan sikap anti-bullying sejak remaja, bullying dapat diminimalisirkan, sekaligus dapat menambah moral para remaja agar menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak suka membully kedepannya. Ayo cegah pembullyan terjadi di sekitar kita. Semua dimulai dari diri kita sendiri. Jika bukan dimulai dari kita, siapa lagi? Katakan tidak pada pembullyan dan bijaklah dalam menanamkan moral pada anak dan murid kita tentang bahayanya bullying.

Malang, 20 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun