Mohon tunggu...
Jihan DwiAriyani
Jihan DwiAriyani Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa S1 PWK Universitas Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

191910501009

Selanjutnya

Tutup

Money

Urbanisasi Menjadi "Pemicu" Kemiskinan

22 Oktober 2019   22:31 Diperbarui: 23 Oktober 2019   14:41 4386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urbanisasi menjadi hal yang tak dapat dihindari. Terjadinya proses urbanisasi ini bisa menimbulkan berbagai macam masalah karena tidak dapat terkendali. Peningkatan jumlah penduduk akan berhubungan dengan meningkatnya urbanisasi di suatu wilayah. Ada kecenderungan bahwa aktivitas perekonomian akan terpusat pada suatu area yang memiliki tingkat konsentrasi penduduk yang cukup tinggi. Maraknya pembangunan di kota - kota besar dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Hal ini menyebabkan daerah perkotaan menjadi daya tarik bagi para pendatang untuk memperbaiki kualitas hidupnya ditambah dengan berbagai kelengakapan fasilitas serta sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan hidup membuat angka perpindahan penduduk meningkat tiap tahunnya.

Urbanisasi ini bisa dikatakan sebagai masalah kompleks yang perlu segera diselesaikan. Penanganan masalah urbanisasi harus segera dilakukan agar tidak terjadi penumpukkan jumlah penduduk di suatu kota yang bisa menyebabkan masalah lainnya. Ketika suatu kota terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan maka perlu dilakukan pengendalian dengan cara masyarakat dan pemerintah harus saling berkolaborasi agar terciptanya tujuan bersama.

Seiring berjalannya waktu, urbanisasi menghasilkan perubahan, baik konstruktif maupun deskriptif yang bergantung pada berbagai faktor, diantaranya daya dukung kota, terutama daya dukung fisik dan ekonomi, kualitas para urbanit, terutama dalam segi pendidikan dan keterampilan berwiraswasta, serta kebijakan pemerintah setempat dan kebijakan nasional mengenai tata kota dan tatanan pedesaan. Pendapat Bintarto tersebut memiliki kesamaan dengan Tiptoherijanto yang mengatakan bahwa meningkatnya proses urbanisasi tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah.

Lalu mengapa urbanisasi bisa dikatakan sebagai "pemicu" permasalahan kemiskinan? Urbanisasi bisa dikatakan sebagai penyebab kemiskinan karena urbanisasi perkotaan akan menimbulkan persoalan baru bila Pemerintah Daerah tak mampu menata dampak perpindahan tersebut. Seiring meningkatnya angka urbanisasi, diperlukan pengembangan kawasan yang memadai dan kebutuhan yang tercukupi. Bertambahnya jumlah populasi di kota jika tidak diikuti dengan bertambahnya tingkat taraf hidup masyarakat justru akan menimbulkan masalah baru di perkotaan. Kenaikan jumlah angkatan kerja yang tidak diiringi dengan bertambahnya lapangan pekerja dan peningkatan mutu tenaga kerja akan meningkatkan daya saing yang tinggi serta menambah jumlah pengangguran dan kemiskinan yang pada akhirnya memicu kriminalitas.

Berdasarkan data PBB pada tahun 2014, 54 persen masyarakat dunia saat ini tinggal di kota. Jumlah ini diperkirakan bakal meningkat di tahun 2050 hingga 66 persen. Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015, hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di kota. Jumlah ini diproyeksikan naik menjadi 67 persen pada tahun 2035. Adanya urbanisasi berlebih ini bisa menjadi masalah bagi kota dan desa. Masalah yang terjadi di kota antara lain yaitu meningkatnya angka kemiskinan, permukiman kumuh, urban crime dan masih banyak lagi. Sedangkan masalah yang terjadi di desa diantaranya berkurangnya sumber daya manusia sebagai akibat perpindahan penduduk ke kota. Arus urbansasi yang tidak terkendali ini dianggap merusak strategi rencana pembangunan kota dan bisa menghambat pembangunan.

Beberapa akibat negatif tersebut akan meningkat pada masalah kriminalitas yang bertambah dan turunnya tingkat kesejahteraan. Jika jumlah kepadatan di kota sudah tidak mampu dikendalikan lagi hal ini juga bisa menyebabkan turunnya kondisi muka tanah yang bisa mengakibatkan perendahan wilayah yang bisa menyebabakan kebanjiran. Urbanisasi menjadi salah satu faktor "pemicu" kemiskinan di kota - kota besar. Hal ini terkait dengan peningkatan kebutuhan-kebutuhan yang muncul sebagai akibat dari proses urbanisasi yang terjadi,.

Dampak negatif lainnnya yang muncul adalah terjadinya "over urbanisasi" yaitu dimana presentase penduduk kota yang sangat besar yang tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi negara. Selain itu juga dapat terjadi "under ruralisasi" yaitu jumlah penduduk di pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara produksi yang ada. Pada saat kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki urban akan mengakibatkan terjadinya pengangguran.

Selain berbagai macam dampak negatif yang timbul, urbanisasi dapat mendorong meningkatnya faktor utama pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah. Urbanisasi mendorong meningkatnya jumlah pendapatan masyarakat desa yang pindah ke kota sebagai akibat tingginya tingkat upah di kota dibandingkan di desa diikuti juga dengan pola perubahan konsumsi masyarakat. Selain itu, tingginya perkembangan jumlah penduduk di kota akan meningkatkan investasi dan belanja pemerintah di kota.

Kualitas urbanisasi juga ditentukan dari kualitas kaum urban yang berpindah dari desa ke kota. Peningkatan kualitas pendidikan di perdesaan akan berdampak bagi meningkatnya kesadaran dan kepedulian kaum urban terhadap kehidupan dan fasilitas di perkotaan sehingga masyarakat yang berpindah dari desa ke kota mempunyai visi dan tujuan yang terarah, bukan lagi hanya mengadu nasib namun juga meningkatkan taraf hidup dan perekonomian rumah tangga juga pola pikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menjadi wirausaha daripada hanya sebagai pencari kerja.

Pembangunan infrastruktur dan fasilitas dasar seperti kesehatan, pendidikan, jalan raya hingga fasilitas hiburan akan meningkat seiring dengan bertambah luasnya cakupan pasar akibat dari meningkatnya jumlah penduduk. Dengan berkembangnya infrastruktur ekonomi yang memadai di perkotaan untuk menunjang kegiatan ekonomi seperti komunikasi, transportasi, lembaga keuangan, dan sistem penyediaan energi juga turut membangun lapangan pekerjaan baru. Bertambahnya lapangan pekerjaan ini akan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta mendorong pemerataan ekonomi dengan adanya arus kas yang mengalir dari perkotaan ke perdesaan dari kaum urban yang bekerja dan menyisihkan pendapatannya untuk keluarga di desa. Sehingga meningkatnya tingkat urbanisasi dapat menjadi upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depannya. Namun, jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, urbanisasi justru menjadi bumerang bagi negara. Urbanisasi pada dasarnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kenaikan populasi di daerah perkotaan dapat mendorong pertumbuhan PDB per kapita.

Dengan demikian, potensi urbanisasi harus ditunjang dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang memadai seperti perumahan rakyat yang sesuai dengan tata kelola perkotaan yang optimal, transportasi publik dan fasilitas kesehatan serta pendidikan formal yang terjangkau, sarana pengelolaan air bersih dan sanitasi yang cukup serta layanan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu tenaga kerja sehingga penduduk di daerah perkotaan dapat terhindar dari masalah kemacetan, polusi, dan risiko bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun