Ringkasan Eksekutif
- Permasalahan utamanya adalah ekspor tanaman lada dari Provinsi Lampung mengalami perubahan yang signifikan selama lima tahun terakhir. Setelah mengalami peningkatan sebesar 53,24% dari tahun 2019 ke 2020, nilai ekspor terus menurun mulai tahun 2021 hingga 2023, dengan total ekspor mencapai $46.201.647 pada tahun 2023.
- Masalah fluktuasi ini dinilai penting karna memiliki dampak strategis yang mengancam stabilitas ekonomi petani lada dan daya saing lada Lampung di pasar global. Kestabilan ekspor sangat penting bagi kesejahteraan petani, keberlanjutan lingkungan, serta daya tarik investasi.
- Solusinya meliputi peningkatan infrastruktur pertanian, program pelatihan dan pendampingan untuk petani, perluasan pasar ekspor, pemberian insentif kepada eksportir, serta penguatan lembaga-lembaga terkait.
- Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian masalah ini meliputi pemerintah daerah dan pusat, petani lada, eksportir, serta lembaga penelitian.
Â
Pendahuluan
Fluktuasi ekspor tanaman lada di Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir menunjukkan urgensi untuk mengatasi masalah ini demi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Stabilitas ekspor lada tidak hanya penting bagi kesejahteraan petani tetapi juga untuk mempertahankan daya saing di pasar global. Lada merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Lampung yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Namun, fluktuasi ekspor yang terjadi dapat mengancam keberlanjutan sektor ini.
Pada gambar 1, tahun 2019 ekspor lada dari Provinsi Lampung mengalami peningkatan signifikan sebesar 53,24% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan potensi besar lada Lampung di pasar internasional. Namun, tren positif ini tidak berlanjut, karena pada tahun-tahun berikutnya, nilai ekspor lada terus menurun. Pada tahun 2023, nilai ekspor lada hanya mencapai $46.201.647, meskipun masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2019, namun menunjukkan penurunan yang signifikan dari puncaknya pada tahun 2020.
Pada gambar 2, negara tujuan utama ekspor lada adalah ke Vietnam, pada tahun 2016 mencapai 28,42% dan tahun 2020 sebesar 29,45% dari total nilai ekspor tahun yang bersangkutan. Urutan kedua tahun 2016 adalah ke Amerika Serikat sebesar 18,27% namun pada tahun 2020 bergeser ke Cina dengan kontribusi cukup besar yaitu 29,23% atau setara USD 30,85ribu. Negara tujuan ekspor lada lainnya adalah ke India, Jepang, Jerman dan Belanda.
Sementara itu pada tabel 1, negara asal utama impor lada dari Vietnam, pada tahun 2016 mencapai 63,91% dan tahun 2020 sebesar 32,08% dari total nilai impor tahun yang bersangkutan. Urutan kedua tahun 2016 adalah dari Indonesia sebesar 17,36% dan tahun 2020 sebesar 28,58% atau setara USD 569 ratus. Negara asal impor lada lainnya adalah dari Cina, Korea Republik, Malaysia, Australia dan Amerika Serikat.