Mohon tunggu...
Jihan Fauziah
Jihan Fauziah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Saya Jihan Fauziah merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara saya memiliki hobi menulis olahraga serta traveling.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

PMI dan Mahasiswa, Menumbuhkan Semangat Gotong Royong di Era Digital

3 Oktober 2024   14:51 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, nilai-nilai tradisional seperti gotong royong tetap menjadi fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Gotong royong, sebagai bagian dari identitas budaya bangsa, merupakan bentuk kerja sama sosial di mana setiap anggota masyarakat berperan aktif membantu satu sama lain tanpa pamrih. Semangat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu. Namun, di era digital yang serba cepat dan individualistis, nilai gotong royong menghadapi tantangan tersendiri.

Palang Merah Indonesia (PMI), sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di Indonesia, telah lama menjadi salah satu pelopor dalam menumbuhkan semangat gotong royong. Dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak, PMI terus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, terutama di kalangan mahasiswa, yang merupakan generasi penerus bangsa. Dalam konteks ini, sinergi antara PMI dan mahasiswa di era digital sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan semangat gotong royong yang relevan dengan tantangan zaman.

Mahasiswa sebagai Agen Perubahan Sosial

Mahasiswa merupakan kelompok yang memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan sosial. Dengan akses terhadap pendidikan, teknologi, dan informasi, mereka memiliki kapasitas untuk menjadi pelopor dalam mempromosikan nilai-nilai sosial yang positif, termasuk gotong royong. Dalam sejarahnya, mahasiswa selalu memainkan peran penting dalam gerakan-gerakan sosial di Indonesia, mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga reformasi.

Namun, di era digital ini, peran mahasiswa dalam mempromosikan gotong royong harus diadaptasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan dinamika sosial. Di satu sisi, era digital membawa tantangan berupa meningkatnya individualisme dan fokus pada pencapaian pribadi. Media sosial sering kali digunakan untuk memamerkan prestasi individu daripada berkolaborasi dalam aksi kolektif. Di sisi lain, teknologi digital juga menawarkan peluang besar untuk memperkuat semangat gotong royong melalui platform yang memfasilitasi kerja sama dan solidaritas sosial.

Dalam hal ini, PMI sebagai organisasi kemanusiaan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan mahasiswa dengan masyarakat melalui berbagai program digital yang memfasilitasi aksi gotong royong. Kolaborasi antara PMI dan mahasiswa dapat menjadi model baru bagaimana gotong royong dapat diterapkan dan diperkuat di era digital.

Teknologi Digital dan Kemanusiaan: Peluang Baru untuk Gotong Royong

Perkembangan teknologi digital telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk cara masyarakat berinteraksi dan berkolaborasi. Platform digital seperti media sosial, aplikasi berbasis komunitas, dan platform crowdfunding telah memungkinkan orang untuk terhubung dan bekerja sama secara lebih luas dan lebih cepat. Gotong royong, yang sebelumnya identik dengan aktivitas fisik bersama di satu tempat, kini dapat diaktualisasikan dalam bentuk digital. Misalnya, melalui kampanye donasi online, penggalangan dana untuk korban bencana, atau penyebaran informasi tentang kegiatan sosial.

Palang Merah Indonesia telah memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauannya dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. PMI menggunakan media sosial dan platform digital untuk menggalang dana, menyebarkan informasi tentang kesiapsiagaan bencana, serta mengorganisir kegiatan donor darah. Kolaborasi PMI dengan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi digital untuk kemanusiaan dapat menjadi contoh bagaimana semangat gotong royong dapat dipertahankan dan bahkan diperkuat di era digital.
Mahasiswa, dengan kemampuan dan kecakapan teknologi yang tinggi, dapat memainkan peran penting dalam membantu PMI mengembangkan program-program kemanusiaan berbasis digital. Mereka dapat berperan sebagai inisiator kampanye, relawan digital, atau bahkan pengembang aplikasi yang memfasilitasi kegiatan gotong royong. Melalui partisipasi aktif mahasiswa, semangat gotong royong tidak hanya dipertahankan tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Contoh Implementasi Gotong Royong Digital oleh PMI dan Mahasiswa

Ada banyak cara di mana PMI dan mahasiswa dapat bekerja sama untuk menumbuhkan semangat gotong royong di era digital. Beberapa contoh implementasi yang dapat dilakukan meliputi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun