Mohon tunggu...
Jihan Naura Ramadani
Jihan Naura Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keterbukaan Seorang Anak terhadap Orang Tua yang Strict Parents

7 Januari 2025   14:01 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Strict parent atau pola asuh otoriter yang merujuk pada gaya pengasuhan di mana orang tua menetapkan aturan ketat dengan ekspektasi kepatuhan tinggi dari anak-anak mereka. Orang tua dengan pola asuh strict parent sering kali memiliki tujuan yang baik yaitu dimana  membentuk anak yang disiplin, bertanggung jawab, sukses dan tidak mudah terpegaruh lingkungan. Namun, disisi lain pola asuh ini kerap memunculkan tantangan dalam hubungan antara anak dan orang tua, khususnya dalam hal keterbukaan dan dampak dari pola asuh ini adalah anak-anak cenderung menyimpan masalah mereka sendiri, sering berbohong dan juga sering merasa tertekan. Artikel essay ini akan membahas mengapa keterbukaan seorang anak penting dalam hubungan keluarga dan bagaimana anak dapat menemukan ruang untuk berbicara dengan orang tua yang cenderung ketat atau memiliki kekhawatiran berlebihan.

1. Pengaruh Strict Parenting pada Hubungan Anak dan Orang Tua  

Pola asuh yang terlalu ketat biasanya membuat anak merasa terkekang dan sulit mengekspresikan perasaan kepada orang tuanya . Ketakutan akan penolakan atau hukuman bisa membuat anak memilih untuk menyembunyikan masalah mereka, yang pada akhirnya menciptakan jarak emosional dalam hubungan keluarga dan emosi anak yang terkadang tidak terkontrol dan terjadi kerenggangan antara anak dan orang tua karena kurangnya komunikasi ini.

2. Pentingnya Keterbukaan dalam Keluarga 

Pentingnya keterbukaan anak untuk merasa didengar dan dipahami dalam keluarga yang mendukung komunikasi terbuka, anak dapat berbagi masalah, harapan, atau kebahagiaan mereka tanpa rasa takut sehingga anak dapat merasa lebih didengar. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan antara anak dan orang tua serta menciptakan suasana yang harmonis di dalam keluarga.

3. Peran Orang Tua dalam Mendorong Keterbukaan seorang anak 

Dalam persoalan keterbukaan seorang anak terhadap orang tua  yang memiliki pola asuh strict parents, juga ada ada beberapa strategi membangun keterbukaan antara anak dan orang tua dengan hal kecil seperti, anak dapat memulai percakapan dengan topik ringan untuk membangun kenyamanan berbicara serta orang tua mendengarkan anaknya tanpa judge, memilih waktu yang tepat: Berbicara saat suasana hati orang tua sedang tenang dapat meningkatkan kemungkinan orang tua mendengarkan, mengungkapkan Perasaan dengan Jujur: Anak perlu menyampaikan perasaan mereka secara sopan dan jelas, misalnya, "Saya merasa tertekan jika terlalu banyak aturan.", menggunakan pendekatan empati: Memahami sudut pandang orang tua dan menyampaikan bahwa kita menghargai niat baik mereka dan orang tua juga dapat menerima & memahami perasaan anaknya.

Studi menunjukkan bahwa gaya komunikasi otoriter cenderung membatasi ekspresi anak, sehingga mengurangi keterbukaan dalam keluarga (ResearchGate, 2023).

Dengan ini peran orang tua sangat penting, Orang tua juga perlu memahami bahwa mendengarkan tanpa menghakimi adalah kunci membangun kepercayaan. Dengan menciptakan suasana yang nyaman untuk berdiskusi, orang tua dapat membantu anak merasa lebih aman untuk berbagi serta dapat memahami prasaan satu sama lain.

Hubungan yang sehat antara anak dan orang tua membutuhkan keterbukaan dari kedua belah pihak. Meski pola asuh strict parent memiliki tantangan, keterbukaan tetap dapat tercapai dengan usaha dan komunikasi yang baik. Dengan saling memahami dan mendukung, keluarga dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan penuh kepercayaan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun