Indonesia sebagai negara agraris menjadikan pertanian sebagai sektor utama dan pondasi bagi perekonomian bangsa. Oleh karena itu, pembangunan dan perkembangan pada sektor pertanian akan berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian negara. Saat ini, Indonesia dan berbagai negara di belahan dunia tengah menghadapi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang berdampak bagi sejumlah sektor, salah satu dalam bidang pertanian. Perkembangan revolusi industri yang cepat menuntut adanya adaptasi dan penyesuaian di semua sektor dimana sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang diharapkan pemerintah mampu bersaing khusunya melalui sub sektor makanan dan minuman.
Dalam penerapannya agar dapat bersaing di era revolusi industri, perlu adanya penggunaan mesin-mesin canggih dan teknologi digital dengan memanfaatkan internet (IoT) Internet of Thingking yang dimaksudkan untuk mempercepat produksi dan efesiensi waktu dengan menerapkan konsep smart firming dan precision agriculture. Pemanfaatan teknologi di dalam bidang pertanian menggunakan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain, dan big data analitik, dimaksudkan untuk menghasilkan produk unggul, efisien, dan berkelanjutan.
Kementerian pertanian sendiri telah berhasil menerapkan beberapa program yang berkaitan dengan sektor pertanian dengan memanfaatkan teknologi seperti smart green house, smart irrigation system, dan automatic tractor. Adanya penggunaan teknologi dalam bidang pertanian memberikan kemudahan bagi petani untuk mengontrol lahan menggunakan remote. Petani, juga dapat mengakses informasi tentang komoditas pertanian dengan memanfaatkan teknologi untuk memberikan informasi secara cepat mengenai informasi terkait ketersediaan pupuk, harga bibit, harga komoditas di pasar, prediksi waktu pemanenan dan lain sebagainya. Selain itu, hal ini juga bermanfaat karena mempermudah distribusi petani ke konsumi serta penggunaan teknologi menjadikan tidak adanya keterbatas waktu dan tempat karena bisa diakses dimana saja.
Disisi lain dalam penerapannya terdapat tantangan dan hambatan untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan yaitu kondisi lahan di Indonesia yang masih banyak lahan tidur maupun lahan yang belum digarap sehingga kurang termanfaatkan. Selain itu, masih banyak petani Indonesia yang belum bisa mengikuti perkembangan dalam dunia teknologi sehingga kesulitan dalam penerapannya. Untuk itu perlu adanya, sosialisasi dan pemberdayaan petani dalam untuk dapat beradaptasi dan mengikuti arus perkembangan teknologi serta perannya dalam memanfaatkan teknologi dalam bidang pertanian.
Peran perencana juga diperlukan untuk membantu dalam hal pemantauan wilayah dengan pemetaan untuk mengetahui dan memantau suatu wilayah agar selaras dengan teknologi yang digunakan. Selain itu, perencanaan wilayah disini juga penting terkait masalah dan potensi perkembangan serta identifikasi komoditas pertanian yang cocok sehingga para petani diberi kemudahan untuk pengembangan ditunjang dengan adanya alur sirkulasi yang telah dibuat para perencana yang telah disesuaikan dengan tantangan, hambatan dan peluang yang ada sehingga terciptanya produksi dan distribusi yang baik.
Adanya sistem pertanian digital diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi persoalan pangan dalam negeri dan memudahkan untuk mengontrol komoditas pertanian pada suatu daerah serta untuk memantau wilayah yang sedang surplus dan defisit pangan. Dengan adanya perkembangan dalam dunia pertanian dan berkolaborasi dengan memadukan penggunaan teknologi diharapkan mampu mempercepat pemenuhan kebutuhan pangan serta dapat mengingkatkan hasil produktivitas sehingga dapat berkontribusi terhadap perekonomian bangsa. Untuk itu, perlu adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat khusus para petani untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan mampu bersaing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H