Mohon tunggu...
Jihan AmaliaZahra
Jihan AmaliaZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN JAKARTA

haloo aku jihan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjebak dalam Gelembung informasi: Dampak Algoritma pada Independensi Pers

7 Oktober 2024   17:22 Diperbarui: 7 Oktober 2024   17:22 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era digital telah mengubah industri media secara signifikan. Di masa lalu, media massa memiliki kendali yang penuh dalam menentukan berita yang akan diberikan kepada publik, akan tetapi pada masa sekarang media massa lebih bergantung kepada algoritma media sosial untuk dapat menjangkau audiens yang lebih luas.  Seperti halnya dengan pekerja pers yang pada saat ini sering bergantung pada algoritma media sosial untuk mendapatkan atau menuliskan sebuah berita. Namun apakah hal ini dapat mempengaruhi independensi pers dan kualitas yang disebarkan pada public?

Algoritma pada media sosial  memang diciptakan untuk memberikan konten yang relevan dengan apa yang pembaca inginkan, akan tetapi dengan algoritma ini akan menciptakan juga "filter bubble", yaitu gelembung informasi yang dimana pembaca hanya akan menerima berita sesuai dengan pandangan mereka. Hal ini tentu menjadi dampak negatif karena akan memperkuat polarisasi dan dapat menghambat dialog yang produktif.

Hanya untuk mendapatkan jangkauan yang lebih luas, media sering terdorong untuk merangkup konten-konten yang viral tanpa memperhatikan kualitas dan isi informasinya, yang menyebabkan berita yang dihasilkan akan cenderung lebih sensasional dan menjadi kurang mendalam. Dengan adanya hal ini juga secara tidak sadar akan mengkikis independensi pers. Ketika media fokus terhadap tuntutan algoritma yang ada, disisi lain otonomi jurnalis untuk menuliskan berita dengan jujur dan objektif menjadi terancam. Padahal independensi pers merupakan elemen terpenting untuk seorang jurnalis menjalankan tugas-tugasnya tanpa adanya tekanan dari pihak eksternal.

Tidak hanya itu dengan algoritma akan cenderung menaikan berita-berita yang kurang bermanfaat, yang dapat menyebabkan topik-topik tentang permasalahan politik bisa tenggelam dari perhatian publik hal ini sering kali terjadi jika ada permasalahan tentang korupsi, pemilu dengan yang lainnya. Ketika berita-berita seharusnya bia bersifat kritis tapi bisa kalah dengan berita-berita yang viral padahal berita itu hanyalah berita gosip yang belum tentu benar informasinya.

Tentunya hal ini mejadi hal yang serius bagi para pers dalam memberikan berita kepada khalayak publik, menggunakan algoritma memang bagus akan tetapi harus seimbang dan disesuaikan dengan kode etik dalam jurnalistik agar berita -- berita yang diberikan kepada publik itu akurat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun