Tentang nimfa yang jatuh hati pada manusia.
Perasaannya murni, asli, pula direstui.
Jika saja manusia tak pongah seperti saat ia duduk di bangku kuasa,
atau di habitat sang nimfa, serta bertingkah seolah penguasa,
maka mereka mungkin berakhir Cinderella.
Sayangnya, manusia selalu angkuh.
Selalu minta dikutuk.
Dengan kuasa yang sungguh dimiliki-Nya, Dia jadikan cinta sebagai senjata.
Sebagai kutukan:
Manusia angkuh tadi menemui danau,
jatuh cinta luar biasa pada pantulan wajah rupawannya
di muka danau tadi.
Nimfa yang malang itu memang tak mendapati cinta yang ia mau
Ia tetap patah, bertekuk, remuk.
Hanya saja, manusia yang tiada habis mencintai dirinya sendiri itu,
akhirnya mati tenggelam dalam danau
Singkat cerita, keangkuhan memang seyogianya terkutuk.
Sangat.
Kecintaan itu membunuhnya, membebat napasnya
Bahkan Dia sesungguhnya dapat menjadikan cinta
yang nuansa nirwana
sebagai alasan dari sebuah kematian bagi keangkuhan
Begitulah, mungkin, yang dapat kita nantikan berwaktu-waktu kemudian
Sambil menyesap teh hangat, ayo menebak, kira-kira apa dan siapa lagi
yang perlu Dia buat mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H