Mohon tunggu...
Jihan ErsaPutri
Jihan ErsaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merangkul Kepribadian Introvert: Seni Merayakan Kekuatan dalam Ketenangan

15 Juni 2024   11:40 Diperbarui: 15 Juni 2024   12:07 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah hingar-bingar dunia, terkadang orang-orang yang memiliki kepribadian introvert merasa terpinggirkan. Apalagi proporsi tipe kepribadian introvert hanya sebesar 25-35% di antara populasi manusia di dunia. Kompleksitas kehidupan mungkin terasa amat melelahkan bagi seorang introvert. Kepribadian introvert yang cenderung senang dengan ketenangan dan lebih enjoy menghabiskan waktu sendiri sering disalahpahami sebagai bentuk anti sosial, pemalu, bahkan aneh. Padahal, sama halnya dengan ekstrovert, kepribadian introvert pun memiliki kekuatan dan potensi yang perlu dirayakan.

Carl Gustav Jung seorang tokoh yang mengelaborasi penggolongan dalam kepribadian mengungkapkan bahwa seseorang dengan pengalaman obyektif cenderung pada tipe kepribadian ekstrovert, sebaliknya seseorang dengan pengalaman subyektif cenderung tergolong pada tipe kepribadian introvert. Masing-masing kepribadian memiliki kelebihan serta kekurangan dan artinya tidak ada tipe kepribadian yang lebih baik atau lebih unggul. Tipe kepribadian ekstrovert mendapatkan energi dari luar dengan bersosialisasi, berkumpul dengan orang banyak, dan sednang dengan keramaian. Berbeda dengan tipe kepribadian introvert yang lebih suka menyendiri atau setidaknya dengan orang-orang yang terdekat, kreatif namun tidak nyaman menjadi pusat perhatian, dan mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri melaui pemikiran dan perasaannya. Secara umum, klasifikasi tipe kepribadian ekstrovert dan introvert ini didasarkan pada bagaimana seseorang mendapatkan energi kembali. Pada tipe kepribadian ekstrovert, semakin terstimulasi dengan lingkungan ramai maka semakin besar pula energi yang didapatkan. Sedangkan pada tipe kepribadian introvert, semakin kecil suatu kelompok sosial, tenang, dan terkendali maka semakin mudah mengembalikan energi sosialnya. Introvert sering merasa lelah setelah menghabiskan waktu dengan orang lain apalagi dengan kelompok sosial yang besar.

Namun, sepertinya masih banyak masyarakat yang meng-underestimate orang-orang dengan tipe kepribadian introvert. Stigma masyarakat yang mengindentikkan introvert dengan sifat tertutup membuat orang-orang menjadi menganggap remeh potensi yang dimiliki oleh seorang introvert. Jauh dari stigma pendiam dan antisosial, introvert memiliki kemampuan istimewa untuk menyelami dunia dengan penuh perenungan, menghasilkan pemikiran mendalam dan solusi kreatif yang tak terduga.

Introvert memiliki kekuatan utama, yaitu kemampuan untuk berpikir mendalam dan reflektif. Di tengah dunia yang serba cepat ini, refleksi dan pemikiran mendalam merupakan hal yang berharga. Introvert cenderung teliti, memikirkan berbagai aspek, dan memiliki fokus tinggi. Hal ini membuat mereka unggul dalam pekerjaan yang membutuhkan analisis, kreativitas, dan pemecahan masalah kompleks. Introvert juga memiliki kemampuan mendengarkan yang baik. Mereka lebih menghargai pembicaraan satu lawan satu dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemampuan ini penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik personal maupun profesional. Di dunia kerja, kemampuan ini dapat meningkatkan kerjasama tim, mengurangi kesalahpahaman, dan memperkuat hubungan dengan kolega. Banyak seniman, penulis, dan pemikir besar yang dikenal sebagai introvert. Keheningan dan kesendirian sering kali menjadi sumber kreativitas. Waktu yang dihabiskan untuk refleksi dan pemikiran mendalam memungkinkan munculnya ide-ide baru dan inovatif.

Tantangan bagi introvert adalah beradaptasi dalam dunia yang lebih menghargai ekstrovert. Penting untuk memahami dan menghargai keunikan masing-masing individu. Lingkungan kerja dapat dibuat lebih inklusif dengan memberikan ruang bagi introvert untuk bekerja dengan nyaman. Fleksibelitas, seperti opsi bekerja dari rumah atau ruang kerja tenang, dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Kesadaran dan penerimaan terhadap introvert juga penting dalam hubungan personal. Memahami bahwa introvert membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi ulang energi dapat menghindari kesalahpahaman dan memperkuat hubungan. Menghargai ruang dan waktu mereka akan membuat mereka merasa dihargai dan dipahami. Merangkul kepribadian introvert berarti menghargai keberagaman dalam cara orang berpikir, bekerja, dan berinteraksi. Dunia membutuhkan berbagai jenis kepribadian untuk berkembang. Dengan menghargai dan merayakan kekuatan dalam ketenangan yang dimiliki introvert, kita dapat membuat dunia ini lebih inklusif, kaya akan pemikiran, kreativitas, dan inovasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun