Mohon tunggu...
jihan
jihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

borrow one hundred first

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dear Diary Kisah Perjalanan Kuliahku

16 Desember 2024   17:06 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari ini aku ingin menulis tentang perjalananku selama berada di dunia perkuliahan. Sebuah perjalanan yang tidak pernah aku duga akan membentuk diriku hingga seperti sekarang. Jika aku mengingat kembali kesan pertamaku saat pertama kali masuk kuliah, rasanya cukup berat untuk dikenang. Aku merasa seperti salah memilih jurusan. Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang aku pilih terasa begitu asing bagiku. Aku bingung dengan ruang lingkupnya, tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan menjalani semuanya dengan setengah hati. Namun, waktu tidak pernah berhenti, dan aku pun perlahan mulai menjalani perjalanan ini, meskipun awalnya terasa seperti sebuah paksaan.

Ketidak pedulianku terhadap lingkungan kampus pada masa awal kuliah juga menjadi tantangan tersendiri. Aku tidak ingin tahu apa yang terjadi di sekitar. Kampus hanyalah tempat aku datang untuk mengikuti perkuliahan, lalu segera pulang setelahnya. Aku tidak tertarik dengan organisasi, acara, atau apa pun yang menjadi bagian dari kehidupan kampus. Aku merasa nyaman berada dalam zona nyaman yang aku ciptakan sendiri, tanpa harus terlibat lebih jauh. Namun, kebiasaan seperti itu perlahan mulai berubah.

Sampai pada akhirnya perubahan itu datang dari dorongan orang-orang di sekitarku. suatu hari, ketika aku duduk sendirian di sudut kampus. Saat itu, aku merenungi nasibku. Rasanya seperti menjadi seorang laki-laki yang tidak tahu arah dan tujuan. Untuk apa aku kuliah? Apa yang sebenarnya ingin ku capai? Saat merenung, aku mulai menyadari bahwa aku tidak bisa terus begini. Aku butuh perubahan. Aku butuh motivasi. Beruntungnya, di sekitarku ada orang-orang yang membantu membuka mataku. Aku menemukan motivasi dari para dosen yang memberikan semangat untuk lebih terbuka dan aktif. Setiap mendengarkan kisah dan pengalaman yang mereka ceritakan, ternyata kondisinya memang tidak jauh berbeda dari keadaanku saat ini, bahkan ada yang lebih sulit. Hal ini lah yang menjadikan ku untuk lebih berani dan terbuka untuk berkomunikasi dengan dosen-dosenku. Dari sinilah aku menjadi lebih peduli dan tertantang untuk menjalani setiap waktu sebagai seorang mahasiswa.

Tidak hanya itu, peran senior-senior dari prodi KPI ini juga sangat mempengaruhi ketertarikanku dalam menikmati status sebagai mahasiswa. Ternyata kejadiannya pun sama, mereka para senior ini juga orang-orang ditempa dengan kesulitan dan hambatan yang besar selama berkuliah. Mereka memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjadi orang-orang yang keahlian dan keterampilan. Caranya sangat sederhana, mereka tidak ragu untuk mencoba dan modal yang paling besar yaitu keinginan. Saat itu lah aku langsung teringat akan diriku di masa yang akan datang. Aku menyadari bahwa jika aku terus berada di zona nyaman ini, aku akan kehilangan banyak kesempatan berharga. Akhirnya, aku mulai membuka diri dan mencoba untuk lebih peka terhadap dunia kampus, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Langkah besar pertama yang aku ambil adalah mulai terlibat aktif di dunia kampus. Hal ini dimulai ketika aku berada di semester empat. Aku memberanikan diri untuk menjadi bagian dari kepanitiaan sebuah acara, yaitu SIAKI (Sialahturahmi Aneuk KPI) di bidang acara. Pengalaman ini membuka mataku terhadap betapa menariknya bekerja sama dengan orang lain dan bagaimana sebuah organisasi berjalan. Dari situ, aku mulai merasa penasaran untuk mencari tahu lebih banyak tentang dunia organisasi.

Kesempatan lain datang ketika aku ditunjuk menjadi ketua panitia pada acara Turnamen Futsal Dirundeng Cup 2. Ini adalah tantangan besar bagiku. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, tetapi pengalaman ini memberikanku pelajaran berharga tentang tanggung jawab, manajemen waktu, dan bagaimana mengelola tim. Pengalaman ini membuatku semakin percaya diri untuk melangkah lebih jauh.

Seiring berjalannya waktu, aku memberanikan diri untuk mengajukan diri sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa KPI. Proses ini tidak mudah karena aku harus mendiskusikannya langsung di forum Musyawarah Besar Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Namun, aku yakin dengan diriku dan visi yang ingin aku capai untuk prodi ini. Ketika akhirnya aku terpilih, aku merasa bangga sekaligus penuh tanggung jawab untuk menjalankan amanah ini.

Kini, harapanku ke depan adalah mampu memanajemen waktu dengan lebih baik. Sebagai mahasiswa sekaligus Ketua Umum HIMA KPI, aku harus bisa menyeimbangkan antara kuliah dan organisasi. Aku ingin terus aktif di ruang lingkup kampus, baik dalam kegiatan akademik maupun organisasi. Aku berharap perjalanan ini dapat membantuku menjadi pribadi yang lebih baik, lebih terorganisir, dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Perjalanan ini mungkin belum panjang dan selesai, ini merupakan langkah awal. Aku sangat menyadari bahwa tantangan ke depan yang akan ku temmui akan lebih berat, tetapi aku bersyukur atas setiap langkah yang telah aku ambil. Semua ini adalah bagian dari proses pembelajaran yang akan membentukku menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh. Terima kasih, dear diary, telah menjadi tempatku berbagi cerita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun