Mohon tunggu...
Jihan Jauhara
Jihan Jauhara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Studi Geografi - Ilmu Sosial dan Politik -Universitas Lambung Mangkurat

Berenang dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penginderaan Jauh: Sistem Satelit Nasional Indonesia

7 April 2024   14:43 Diperbarui: 7 April 2024   14:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia sebagai benua maritim sangat kaya akan sumberdaya alam yang membutuhkan upaya inventarisasi dan kebijakan pengelolaan yang tepat melalui informasi spasial untuk kemakmuran bangsa. Selain itu, tantangan dari bencana yang mungkin terjadi akibat letak negara di zona pertemuan lempeng tektonik dan jalur gunung api, juga membutuhkan informasi spasial dalam upaya pengurangan risiko bencana. Informasi spasial untuk wilayah yang luas dapat diperoleh secara efisien melalui data dari sistem satelit penginderaan jauh (inderaja).

Selain itu, sistem satelit inderaja sangat berperan dalam membantu upaya pertahanan negara. Secara umum, Indonesia membutuhkan sistem satelit pengindera bumi untuk tiga aplikasi utama yaitu: sistem satelit untuk pemantauan cuaca dan atmosferik; sistem satelit untuk pemantauan pada saat terjadi keadaan darurat (emergency response); dan sistem satelit untuk pemetaan permukaan bumi. Untuk itu, Indonesia membutuhkan sistem sensor optik (multispectral remote sensing) dan radar (microwave remote sensing). Informasi spasial bersumber dari satelit sangat menopang informasi fungsi-fungsi sumber daya alam, seperti sebagai bank genetika, bank air, bank nutrisi, bank papan, bank sandang, bank energi dan bank keanekaragaman hayati.

Seperti buku yang ditulis oleh Agustan, M. Sadly, Dkk. Dalam buku yang berjudul "SISTEM SATELIT PENGINDERAAN JAUH NASIONAL INDONESIA". Buku ini menjelaskan tentang materi penginderaan jauh citra satelit nasional, mari kita membahas mengenai buku tersebut.

Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis dan sangat penting khususnya di kawasan Asia Tenggara. Secara umum, Indonesia membutuhkan sistem satelit pengindera bumi untuk tiga aplikasi utama yaitu: sistem satelit untuk pemantauan cuaca dan atmosferik; sistem satelit untuk pemantauan pada saat terjadi keadaan darurat (emergency response); dan sistem satelit untuk pemetaan permukaan bumi. Untuk itu, Indonesia membutuhkan sistem sensor optik (multispectral remote sensing) dan radar (microwave remote sensing). Saat ini, sensor ini dapat diletakan pada sistem satelit kelas kecil - menengah (small to mediumclass satellite) bobot sampai 900 kg denganestimasi biaya sampai 150 juta US Dollar. Jangka waktu pembangunan sistem satelit inderaja adalah sekitar 5 tahun. Indonesia saat ini sudah menguasai teknologi sistem satelit kelas mikro dan juga telah mempunyai infrastruktur sistem stasiun bumi sebagai penerima data satelit. Untuk itu,diperlukan upaya nasional untuk meningkatkan penguasaan teknologi sistem satelit secara mandiri untuk kelas kecil, menengah dan besar yang operasional untuk mensejajarkan bangsa Indonesia dengan bangsa lain didunia.

Kebutuhan Data Satelit dan Teknologi Pendukung : Penggunaan teknologi satelit dan teknologi komputer untuk menghasilkan informasi keruangan (peta) suatu wilayah saat ini semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan teknik interpretasi citra secara manual, baik dengan foto udara maupun citra non-fotografik yang diambil melalui wahana selain pesawat udara dan sensor selain kamera hingga saat ini telah cukup mapan dan diakui manfaat dan akurasinya. Penginderaan jauh sekarang tidak hanya menjadi alat bantu dalam menyelesaikan masalah. Aplikasi penginderaan jauh saat ini telah menjadi kerangka kerja (framework) dalam menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan aspek ruang (lokasi dan posisi), lingkungan (ekologis) dan kewilayahan (regional) dalam segala ukuran luas cakupan.

Kebutuhan Citra Satelit di Indonesia : Indonesia telah memanfaatkan teknologi inderaja berbasiskan satelit sejak tahun 1980-an dan terus berusaha untuk menguasai teknik dan metode akuisisi, analisis, pemodelan dan interpretasi data atau citra satelit. Tetapi sampai saat ini, posisi Indonesia masih dalam tahap penerima dan pengguna data, belum sebagai penyedia data (satellite data provider). Untuk itu kemampuan bangsa Indonesia untuk dapat menguasai teknologi inderaja ini merupakan suatu cita-cita yang harus direalisasikan.

Manfaat data satelit dalam memantau, mengatur dan memanfaatkan sumberdaya alam sudah tidak diragukan lagi, misalnya untuk sumberdaya pertanian, kehutanan, mineral, pesisir, kelautan, perikanan dan bidang lainnya, sehingga Indonesia sebagai negara yang memiliki sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati tetapi juga menghadapi potensi bencana alam yang tinggi tentu membutuhkan teknologi satelit Inderaja. Dengan mengoperasikan dan memiliki sistem satelit Inderaja nasional akan mengangkat dan mensejajarkan posisi bangsa Indonesia dalam kancah internasional,khususnya dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti negara Thailand, Vietnam dan Malaysia yang telah memiliki dan mengoperasikan sistem satelit Inderaja mereka sendiri. Untuk merealisasikan beroperasinya sistem satelit Inderaja nasional, Konsorsium Nasional bidang satelit Inderaja merupakan salah satu wadah yang dibutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun