Mohon tunggu...
Pamujihan
Pamujihan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemula segala hal. Visit more: www.jijihans.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Kehidupan dari Film Seven Years In Tibet

20 Januari 2016   16:11 Diperbarui: 20 Januari 2016   16:30 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinopsis Seven Years in Tibet
Film yang direlease pada tahun 1997 ini hingga saat ini masih menjadi film top yang bergenre petualangan. Didalam pengisahan film yang dibintangi Brad Pitt ini, banyak cerita yang syarat dengan cerita kehidupan. Cerita ini berhubungan dengan cinta, kasih sayang, penghianatan, kesederhanaan, kebersamaan, agama, dan budaya.


Baca Juga: Pantai Klayar Pacitan Keindahan Alam Pantai Selatan

Flashback pada settingan alur film pada tahun 1939 dimana pada masa itu pendakian Gunung Himalaya adalah menjadi gengsi internasional yang menyebabkan banyak negara-negara disana mengirimkan para pendaki terbaik mereka menuju ke Puncak Ke Sembilan diatas bumi yaitu Nanga Parbat Himalaya yang terletak di Dataran Tinggi Tibet. Tak mau kalah negara Jerman yang saat itu gerakan politiknya dipimpin oleh NAZI pun mengirim beberapa pendaki berpengalaman, mereka adalah Hans Lobenhoffer, Lutz Chicken, Heinrich Harrer (Brad Pitt), dan pemimpin rombongan Peter Aufschnaiter. Tujuannya adalah menaklukkan puncak Himalaya yang pada saat itu sudah menjadi gengsi nasional.


Baca Juga  : Tips Bacpackeran Murah Ke Rinjani

Diawali dengan kisah saat istri Harrer mengantarkannya di Stasiun menuju India, kala itu Harrer diantarkan istrinya Inggrid, dan juga asisten Harrer yang bernama Horst. Saat itu inggrid sedang hamil 5 bulan. Namun kehamilan Inggrid tidaklah diinginkan Harrer, saat sedang wawancarapun Harrer terlihat marah karena Inggrid menceritakan tentang kapan kehamilannya. Perpisahan pun terjadi, Harrer menitipkan Inggrid kepada Horst. 

Kisah didalam fim ini menceritakan pengalaman pribadi dari Heinrich Harrer, tentu kisah ini berdasarkan dari pengalamannya mengarungi tibet. Didalam catatannya ia banyak bercerita mengenai gunung Himalaya. Jerman menyebutnya Unserberg (Gunung Kita). Sebelum ekspedisi ini, pernah ada 4 ekspedisi jerman mencobanya, namun semuanya gagal. Kesebelas pendaki tewas terkena longsoran salju karena badai hebat. Mulai saat itulah penaklukan Nanga Parbat menjadi obsesi nasional, kehormatan bangsa Jerman. 29 Juli 1939, tim ini mencapai pos  4 diketinggian 22000 kaki dan bayi Harrer sudah lahir berumur sekitar 1 bulan.

Saat menaiki gunung ini terasa sangat berat saat mendakinya, konsentrasi Harrer terpecah karena memikirkan anaknya yang di Austria, sehingga menyebabkan ia terjatuh terperosok jauh yang menyebabkan kakinya berdarah. Lantaran ia sudah berpengalaman, ia masih mampu melanjutkan perjalanan. Hingga sampai di pendakian selanjutnya, ia yang akhirnya memimpin didepan dengan talinya. Kali ini ia berada di posisi ketiga, sedang yang paling belakang adalah Peter. Halangan itu timbul kala ada batu yang jatuh, saat Peter menghindar, kakinya tak dapat pijakan yang baik, ia terjatuh dan ditahan oleh Harrer, dengan sekuat tenaga Harrer menahan beban yang sangat berat itu. Dengan hati-hati Peter naik dan ia selamat. Sejak saat itu ia berutang budi kepada Harrer, karena nyawanya terselamatkan.

4 Agustus di camp 5, badai sudah berlalu. Namun rekan setim Harrer berkeberatan melanjutkan ekspedisi dengan alasan aka nada badai susulan. Disisi lain, Harrer ingin meneruskan perjalanan. Kemudian pimpinan team ini berpendapat bahwa dalam kondisi seperti inilah lebih baik dimanfaatkan untuk mendidirkan tenda sembari menunggu alam benar-benar aman. Apa yang sudah diprediksikan oleh rekan setim ini rupanya benar-benar terjadi, longsoran yang sangat ganas menerjang tempat perkemahan mereka. Namun dalam bencana ini, semuanya selamat dan sudah ditempat yang aman.

Baca Juga: Pendakian Gunung Kelud Via Desa Tulungrejo Blitar

Disisi lain, berdebatan panjangpun terjadi, perdebatan ini terjadi antara sang leader dan juga Harrer. Harrer memaksakan diri harus melanjutkan ekspedisi walaupun ia sendirian. Akan tetapi Peter lebih tau kondisi saat itu yang tak mungkin melanjutkan perjalanan dalam kondisi seperti itu. Dan yang berhak mengambil keputusan adalah Peter juga, mau tidak mau Harrer ikut juga turun.

 

Saat perjalanan turun, Harrer oleh penduduk setempat diberi selembar gambar yang didalamnya terdapat sosok anak kecil yang mereka anggap orang suci. Sempat ia menolak, pada akhirnya ia terima juga dan menyimpannya. Ditengah perjalan, kelompok ini disergap segerombolan tentara yang mengatasnamakan musuh negara Jerman yang saat ini menang terjadi perang di kedua Negara ini, yaitu China dan juga Jerman. Mereka semua ditahan dan ditawan di Dehra Dun P.O.W Camp. Saat perjalanan menuju tempat tersebut, Harrer mencoba untuk melarikan diri, namun usahanya gagal dan tertangkap. Beberapa kali setelah itu saat di Dun P.O.W pun, Harrer melakukan hal yang sama. Namun kerap kali gagal, tiap gagal, penjagaannya pun lebih ketat lagi.


Baca Juga: Sayuran Yang Cocok Untuk Mendaki Gunung

Dikesempatan lain, teman sekamar Harrer termasuk Peter berencana mengatur pelarian diri mereka. Kali ini mereka juga mengajak Harrer, dikarenakan ia orang yang lebih tahu mengenai jalan tikus untuk melarikan diri. Karena sifat Harrer yang saat awal memang tidak begitu bisa berhubungan dengan orang lain, maka ia menolak. Ia lebih memilih jalannya sendiri dibanding dengan bergabung ikut bersama teman sekamarnya.
Beberapa saat usai kejadian itu, ia menerima balasan surat dari istrinya Inggrid. Didalam surat itu terselip juga surat yang sama sekali tidak Harrer inginkan. Isi surat Inggrid adalah demikian.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dear Heinrich,

Tolong tandatangani surat cerai ini, dan kirimkan kepada pengacaraku.Horst dan aku memutuskan untuk segera menikah segera setelah perceraian terlaksana. Tolong tanggapi suratku ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun