Sejak booming dan menyebarnya informasi sebuah pantai indah yang terletak di Malang Selatan dan sekaligus bisa untuk snorkling ini seolah-olah sampai sekarang pun masih banyak yang penasaran tentang pantai yang disebut-sebut sebagai pantai terbersih dan selalu bersih oleh sebagian besar pengunjungnya. Bukan hanya retorika belaka, pantai ini menerapkan sebuah manajemen pengelolaan lingkungan yang masih belum banyak diterapkan, dan sepengetahuan saya pantai ini menjadi sebuah pelopor terdepan dalam mengedepankan konservasi.
Sebut saja, Pantai Tiga Warna beserta jajarannya seperti Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Mini, Pantai Savana, dan Pantai Watu Pecah. Semua deretan pantai ini terdapat disuatu titik perijinan yang berada di Desa Tambakrejo. Jika diperhatikan, dan bagi yang sudah pernah mengunjungi pantai-pantai ini, maka sebagian besar pasti akan kagum akan kebersihan dan pengelolaannya. Betapa tidak, sebelum berkunjung didestinasi utama Pantai Tiga Warna, pengunjung diwajibkan membooking atau reservasi terlebih dahulu, tidak hanya itu, bila sudah datang dan akan masuk, maka diwajibkan checklist barang-barang bawaan. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi jumlah pengunjung dalam rangka menjaga pantai agar tidak rusak karena eksploitasi yang berlebih. Mengenai checklist barang bawaan diterapkan untuk menjaga kebersihan pantai yang dikunjungi.
Â
Piala Adi Bakti Mina 2015/ Photo By: Lia Putrianda
Dilihat dari sana saja, terkadang, masih ada saja pengunjung yang lalai. Oleh karenanya, sangsi juga akan diterapkan bagi yang lalai mengenai itu dengan tidak membawa kembali sampah dari barang-barangnya. Sampai saat ini, peraturan itu tetap diterapkan dan bahkan lebih baik lagi dalam penerapannya. Mungkin bila dicermati, masih banyak pantai-pantai lain yang lebih indah dari pantai-pantai ini, namun jangan salah, pantai yang dikelola warga swadaya ini menurut saya, terbaik dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan secara swadaya oleh masyarakat sekitar.
Pantai Mini, Salah Satu Dari Deretan Pantai Yang Dikelola Clungup Mangrove Conservation
Peranan masyarakat dalam penerapan regulasi dan manajemen diatas sangatlah nomor satu, sehingga roda-roda dari sebuah peraturan yang sudah diterapkan akan dapat berjalan seiring dengan berjkembangnya kawasan ini. Dengan pemeliharaan dan pengelolaan yang diterapkan oleh Clungup Mangrove Conservation (CMC), Pada hari Jumat, tanggal 11 Desember 2015, Desa Tambakrejo melalui Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru (pengelolaan ekowisata Clungup Mangrove Conservation) menjadi juara satu kompetisi nasional  Adi Bakti Mina Bahari 2015 yang diadakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam bidang kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil untuk kategori Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh (PKPT).
Salah Satu Perwakilan CMC Menerima Tropi/ Photo By: Ferik Sunardi