Pada hari Selasa, tepatnya pada tanggal 19 September 2023. Saya dan kawan merencanakan untuk melakukan pendakian, awalnya kita merencanakan untuk mendaki di Gunung Buthak, namun sayang efek dari pasca kebakaran gunung di daerah Jawa Timur mengakibatkan di tutupnya beberapa gunung dalam jangka waktu yang belum dapat ditentukan. Hal ini tentu membuat kami sedikit kecewa, tetapi kami mencari daftar beberapa gunung di wilayah Mojokerto yang masih di buka, setelah menyelam di grub Facebook dan Tiktok, kami akhirnya sepakat untuk melakukan pendakian di Bukit Watu Jengger.Â
Ya, Watu Jengger atau yang dikenal juga dengan Bukit Joko Mujung atau Gunung Joko Munjung, bukit ini berada di kawasan Hutan Jatirejo, Ds.Nawangan, Kec.Tawangrejo, Kab.Mojokerto, Jawa Timur. Bukit yang memiliki ketinggian 1.100 Mdpl ini memiliki keindahan yang tak kalah dengan gunung-gunung yang lain. Pesona alam yang memanjakan mata, udara yang segar serta vegetasi yang begitu hijau dan asri.
Sabtu, 23 September 2023. Pukul 09.30 WIB, saya mulai menyiapkan beberapa peralatan yang perlu dibawa dalam pendakian. Dikarenakan kami belum memiliki peralatan yang lengkap, saya melakukan penyewaan beberapa alat, seperti tenda, kompor dan cooking set. Singkat cerita setelah saya mengurus alat sewa saya menuju ke Surabaya untuk menjemput teman saya. Awal perjalanan motor yang saya kendari terlihat normal-normal saja. Eh, pas sampai di daerah Sidomojo lah kok vanbelt motor saya putus. Ya begitulah musibah oh musibah, saya langsung mengabari kawan dikarenakan tidak dapat menjemput dia. Lalu saya juga menelepon kawan yang dekat dengan lokasi saya untuk membantu saya mendorong motor ke bengkel terdekat.
Sembari menunggu motor selesai, teman saya otw naik bis dan turun di Bypass Krian. setelah motor selesai saya langsung menghampiri kawan ke lokasi dan belanja logistik di Alfamart terdekat. Setelah berbelanja logistik kami melanjutkan perjalanan menuju pos pendaftaran Bukit WatU Jengger, kami tiba di parkiran pukul 15.00 WIB dan melanjutkan pendakian pukul 15.30 WIB. Selama perjalanan kami berbincang bincang mengenai realita hidup yang kadang manis dan banyak paitnya hahaha.
Watu Jengger memiliki jalur yang jelas dan tidak terlalu ekstrim, banyak petunjuk jalan yang memudahkan kita untuk dapat sampai di puncak tanpa tersesat. Vegetasi yang rapat dan hijau menemani setiap perjalanan kami dan memberikan efek yang sejuk. Setelah sekian menit melakukan pendakian kami tiba camp ground pukul 17.00 WIB, dibilang lama tentu saja karena kami tidak terburu-buru untuk sampai di puncak dan lebih mementingkan menikmati alam sejenak. Setelah itu kami mendirikan tenda dan mulai memasak makanan wajib yaitu mie instan, yaaa mie instan selalu tidak pernah di lupakan hahaha. Setelah melahap mie kami menyeruput kopi sambil menikmati senja di ufuk barat yang sedang cantik-cantiknya. Setelah cukup lama berbincang bincang dan bercanda ria kami mulai beristirahat pukul 20.00 WIB dan sepakat untuk summit pukul 04.30 WIB agar mendapatkan sunrise di puncak.
Setelah istirahat yang cukup kami melakukan summit dan berburu foto dan vidio banyak, yaaa tentunya dokumentasi itu sangat penting agar kita kalau suatu saat merindukan momen itu kita dapat melihat kembali kenangan melalui apa yang kita dokumentasikan. Setelah cukup banyak dokumentasi kita mulai turun ke campground dan mengemasi tenda dan barang bawaan serta tidak lupa sampah-sampah wajib di bawa turun agar tidak mengotori alam yang indah ini. Setelah beberapa menit melakukan perjalanan turun akhirnya kami tiba di pos registrasi dan menyerahkan kertas registrasi agar di data oleh petugas bahwa kami sudah turun dari Bukit Watu Jengger. Setelah beristirahat sejenak di pos kami melakukan perjalanan pulang ke rumah.
Ya tujuan utama mendaki bukanlah puncak gunungnya, melainkan kita turun bersama-sama dengan selamat sampai bertemu keluarga tercinta di rumah. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari mendaki. Kita dapat melatih kesabaran, kekuatan fisik ataupun mental, kesadaran, disiplin dan rasa tanggung jawab yang kita miliki. Bersyukur adalah cara kita menikmati semua yang Tuhan sediakan, bahagia tentunya cukup simple dengan bersyukur kita dapat menikmati apapun yang ada tanpa harus mengeluh. Semoga kita semua diberikan kesehatan dalam segala, aamiin. Salam kaki ledeh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H