Jufriadi, S.S. M.Pd.
Dosen FTIK IAIN Palopo
Pelaksanaan Kegiaan Biannual Conference on Research Result (BCRR) 2019 di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, Selasa (3/12), memberika angin segar untuk kebangkitan PTKI secara nasional pun internasional.Â
Mengutip Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI Prof. Arskal Salim GP, saat membuka membuka kegiatan tersebut, ia mengatakan bahwa BCRR 2019 merupakan event perdana yang rencananya digelar dwitahunan,  yang menampilkan hasil riset-riset terbaik di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Kegiatan yang salah satu peserta terpilih adalah dosen terbaik dan juga warek 1 IAIN palopo, Dr. Muammar Arafat, S.H., M.H.,  ini, diharapkan  mampu mendongkrak mutu Perguruan Tinggi (PT) khususnya di bawah naungan Kementerian Agama agar mampu bersaing secara nasional maupun internasional, demikian kata pak Dirjen.
Kegiatan ini sebagaimana dikutip dari laman kemenag (http://diktis.kemenag.go.id/) menunjukkan bahwa Kementerian Agama secara konsisten memberi perhatian dan konsentrasi yang tidak henti-hentinya terhadap pengembangan penelitian, PTKI memiliki kepentingan untuk meningkatkan wibawa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam tentunya untuk mendorong kontribusi agama Islam dalam meningkatkan reproduksi ilmu pengetahuan,".Â
Bagi Arskal penelitian adalah substansi dari perguran tinggi, dimana dosen hadir sebagai guru yang melakukan penelitian. Hal tersebut yang membedakan dosen dengan guru di Sekolah Menengah Atas (SMA).Â
"Research adalah substansi dari perguruan tinggi, dosen itu adalah guru yang meneliti," Karena itu menurut Arskal dosen dituntut meningkatkan kemampuan dalam 4 hal, diantaranya yakni kemampuan membaca, mengakses dan menganalisa bacaan-bacaan yang otoritatif; kedua kemampuan dalam menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan; ketiga yakni meningkatkab daya kritis terhadap penelitian-penelitian terdahulu; dan keempat adalah kemampuan untuk berkomunikasi, menyampaikan gagasannya dan mempertahankannya (http://diktis.kemenag.go.id/).
Kegiatan BCRR 2019 sebagaimana dikutip dari laman kementerian yang  mengambil tema "Enhancing IHE's Research Innovation, Relevance and Impact in Responding to Industrial Revolution 4.0. diharapkan dapat menghasilkan: Pertama, Terpilihnya lima hasil penelitian terbaik tingkat nasional pada tema atau judul penelitian yang terkait dengan: Studi Islam/tafaqquh fiddin; Integrasi keilmuan; Moderasi beragama; Bidang sosial humaniora; Bidang sains dan teknologi; Kedua, tersedianya draft naskah buku "Ensiklopedi Riset Terbaik" Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Ketiga, terpublikasinya hasil riset terbaik melalui media elektonik dan/atau media lainnya.
Seorang dosen yang baik adalah mereka memiliki kemampuan membaca, mengakses dan menganalisa bacaan-bacaan yang otoritatif. Kemampuan ini hanya bisa dimiliki jika dosen memiliki kegemaran terhadap bacaaan-bacaan, terutama bacaan otoritatif ilmiah, seperti jurnal dan hasil-hasil penelitiaan lainnya. Kemampuan membaca ini juga harus bisa didukung dengan penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris dan bahasa arab. Dan oleh karena itu perguruan tinggi, haruslah mendorong pengemabngan literasi bahasa ini secara serius dan konsisten agar para dosen di PT memiliki kompetensi dan kompetisi secara global.
Kedua kemampuan dalam menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan yang harus dimiliki oleh dosen, pun harus terus diupayakan dengan berbagai pelatihan workshop dan seminar. Dosen haruslah memiliki semangat yang tinggi agar hasil penelitiannya bisa diterbitkan dalam bentuk tulisan di jurnal-jurnal bereputasi. Kompetensi ini tentunya tidak akan muncul dengan sendirinya, melainkan harus terus diasah dan dilatih, dievaluasi dan direfleksi.
ketiga yakni kemampuan untuk meningkatkan daya kritis terhadap penelitian-penelitian terdahulu, yang merupakan bagian dari literasi baca dan tulis. Seorang dosen adalah mereka yang mampu berfikir sintetis dan analitis, sehingga daya kritis yang menjadi bagian penting peran seorang seorang yaitu sebagai agent of control, mampu terus dikembangkan menjadi lebih baik.