Mohon tunggu...
Jiddan 2
Jiddan 2 Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Untuk Jiddan 2 Ini adalah pengganti Jiddan 1 yang pass Lupa dan pass email yang terdaftar juga lupa , mohon maklum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan Takbir

27 Maret 2016   19:00 Diperbarui: 27 Maret 2016   19:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia boleh bangga dengan para pahlawan kemerdekaan yang mayoritas berani mati , Pangen Dipenogoro , Imam BOnjol , Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Pangeran Jayakarta dan masih banyak lagi pahlawan pahlawan pejuang kemerdekaan , para santri dan kyainya berjibaku melawan penjajah, di kampung kampung , di pelosok pelosok . mereka memiliki pahlawan tak tertulis , sebut saja Kyai Irsyad Thawil dan KH Wasyid dalam sejarah Geger Cilegon, ada KH syamun juga daerah daerah lain, pekikan mereka hanya satu kalimat yaitu Takbir , teriakan yang membakar semangat perjuangan, jihad di jalan Allah, memperjuangkan tanah airnya untuk merdeka.

Setelah perjuangan selesai, kemerdakaan sudah di tangan, para china yang sebelumnya dekat dengan penjajah mencari aman, mereka seperti bunglon yang kemudian mendekati siapa penguasa saat itu, bahkan di era presiden Soeharto mereka bak Raja di negeri orang, menikmati kemerdekaan dengan kemewahannya , dan para kyai dan santri yang notabene berjuang justru di anak tirikan. umat Islam saat itu teraniaya dan di cap sebagai radikal dan subversif.

1999 hingga 2000 adalah masa kelam bagi umat Islam Indonesia , kita terpaku dengan penyerangan umat kristen terhadap umat islam yang sedang melakukan sholat Idul Fitri , mayat mayat bergelimpangan darah berceceran, anak anak , wanita dan orang tua di bunuh tanpa belas kasihan, saat itu kita hanya menonton layar telivisi , geram dan marah tapi kita tak bisa berbuat banyak, umat islam ambon yang mengungsi di masjid masjid di bakar hidup hidup , tak ada tempat berlindung , kita masih saja menonton saat itu.

Saya tidak membenci umat lain karena teman teman saya banyak yang kristen , hindu , budha bahkan yahudi , tapi ketika kita diperangi apakah kita akan diam ? 

Penjajah Inggris, spanyol, belanda hingga jepang adalah penjajah kafir yang tidak memiliki etika perang , salahudin al-ayubi adalah panglima perang salib yang secara jantan mendatangi tenda lawannya untuk menyembuhkan sakit yang di derita Richard the Lion.

Kita umat islam tidak boleh membiarkan umat lain menginjak injak tanah air kita, membiarkan pekerja pekerja cina merusak lingkungan negeri kita yang agamis. apalagi jika terlalu toleran yang justru menyembelih saudara seiman kita sendiri, sebutan apa yang pantas diberikan kepada orang itu selain orang fasik ? wallahu alam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun