Mohon tunggu...
Jiddan 2
Jiddan 2 Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Untuk Jiddan 2 Ini adalah pengganti Jiddan 1 yang pass Lupa dan pass email yang terdaftar juga lupa , mohon maklum

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media Senjata Ampuh Membunuh Lawan Politik dan Menaikan Popularitas

27 Maret 2016   03:29 Diperbarui: 27 Maret 2016   03:43 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media saat ini menjadi senjata bagi pemain politik , Popularitas alamiah tanpa media hanya di dapat oleh SBY dan Soekarno , selainnya adalah karbitan atau dipaksakan.

Siapa yang sebelumnya mengenal Jokowi ? atau Ahok ? saya sendiri baru tahu Jokowi saat beliau melakukan perjalanan tes Mobil Esemka ke jakarta yang kemudian mogok di jalan, meida kemudian membombardir berita tentang sosok jokowi , gaji yang tidak pernah digunakan , sederhana dan sering blusukan ke pasar pasar menjadikan Jokowi Populer sebagai pemimpin yang membumi , Mata Nazwa sempat mengundang Jokowi dan ditanya tentang kemungkinan akan di jadikan calon presiden, jawabannya adalah " Ga Mikir " , Hebatkan Jokowi ...., di sisi lain media justru menjatuhkan tokoh tokoh lain, bahkan SBY sebagai presdien saat itu habis di bully, Megawati menyebut kebijakan SBY tentang harga BBM yang naik turun seperti yoyo, atau Presiden yang lebih banyak curhat dsb , media mempublish dengan negatif tapi Jokowi di angkat sebagai tokoh yang positif.

Saat ini sulit mempercayai media , bahkan media sebesar Kompas dan Tempo seakan kehilangan independensi , mungkin hanya Kompasiana satu satunya media yang independen disebabkan Kompasiana adalah media sosial dengan penulis dari semua kalangan, dari siapa saja dengan opini bermacam macam baik yang pro maupun kontra.

Pemilihan Gubernur DKI menyedot perhatian kita semua disebabkan DKI adalah poros Indonesia , Ibu Kota yang menjadi perhatian seluruh rakyat Indonesia , dan Ahok yang merupakan warga keturunan akan mencalonkan diri. saat ini beliau adalah gubernur DKI setelah ditinggalkan Jokowi dengan segala plus minus kebijakan yang di ambil.

Yusril yang berancang ancang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI di bully , padahal sosok yusril sempat menjadi sosok yang positif di mata media ketika beliau melawan dengan perlawanan hukumnya, Jaksa agung saat itu tak mampu menyeretnya , Yusril di elu elukan media sebagai Pahlawan, tokoh yang akan diminta nasehat hukumnya untuk melawan ketidak adilan hukum saat itu.

Saat ini yang terjadi adalah Yusril di jadikan sosok negatif, mengapa demikian ? karena beliau akan menjadi lawan Ahok, dan cyber corps yang "katanya" ada menurut Eva sundari pun bekerja , Yusril di bully dan Ahok dijadikan pahlawan sebagai media darling.

Masih percaya dengan media ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun