Mohon tunggu...
Jidan Nanda Lesmana
Jidan Nanda Lesmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan prodi Jurnalistik.Saya pribadi yang sangat hobi dengan membaca, adapun saya seorang Introvert yang selalu mengikuti isu-isu terbaru baik dengan skala nasional ataupun internasional, adapun topik yang sangat saya sukai adalah politik, hukum, olahraga, dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Gempa Megathrust, BMKG: Tinggal Menunggu Waktu

14 Agustus 2024   15:56 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:20 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi, Sumber: Pinterest

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan akan potensi gempa megathrust yang tinggal menunggu waktu. Melalui cuitan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami di sosial media X, Daryono mengatakan bahwa ilmuwan Jepang dan ilmuan Indonesia sama khawatirnya perihal megathrust Nankai dan megathrust Selat Sunda serta Mentawai-Siberut.

"Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan & dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut, rilis gempa di dua segmen ini boleh dikata tinggal menunggu waktu, karna sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ucap Daryono dalam cuitan sosial media X, Minggu (11/08/24).

Gempa megathrust sendiri merupakan zona pertemuan antar lempeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami. Adapun kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa megathrush sudah mengeluarkan beberapa tanda berupa segmen-segmen yang sudah bergerak.

"Sebetulnya sudah terjadi beberapa kali, karena megathrust ini terdiri dari beberapa segmen, bukan suatu lengkungan yang utuh tapi keliatan kotak-kotak atau seakan-akan kotak-kotak,  Itu merupakan segmen-segmen. Jadi bergeraknya tidak serempak, tapi bersegmen-segmen. nah, diantara beberapa segmen hampir semuanya sudah bergerak, kecuali dua segmen,yaitu segmen Siberut dan selat Sunda,"ucap Dwikorita saat diwawancara oleh Metro TV, Rabu (14/08/24).

Adapun sebagai bentuk mitigasi, BMKG akan terus mengidentifikasi megatrust Mentawai-Siberut dan megatrust Selat Sunda dengan bekerja sama berbagai pihak, salah satunya Konsorsium Gempabumi dan Tsunami Indonesia (KGTI). Selain itu,  BMKG akan melakukan monitoring pada megathrust dan  edukasi berupa pelatihan menyelamatkan diri.

"BMKG bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama ilmuwan gempa bumi, misalnya Konsorsium Gempabumi dan Tsunami Nasional di Indonesia, kami melakukan kajian bersama,"ucap Dwikorita.

"Secara sosial budaya, sudah disiapkan langkah-langkah untuk bagaimana masyarakat itu dilatih dengan menyiapkan jalur evakuasi, kemudian empat shelter evakuasi dilatih selama sekian menit itu harus bisa dicapai, kalau belum bisa, pemerintah daerah menyiapkan sarana prasananya,"tambah Dwikorita di akhir wawancara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun