Pagi ....
Meski wajah penuh lusuh bangun tidur
Tetap aku ingin memanjat syukur
Lewat semua dan semuanya yang ada
Melihat bahwa karunia ada di mana saja
Pagi ....
Sering ku acuhkan dengan selimut
Alasan dingin dan peluk kekasih
Terpaksa berdiri demi uang belanja
Walau aku tetap ingin bersanding dengannya
Pagi ....
Suara gemuruh para petani desa
Berseru semakin riuh
Memulai tanam mangsa hujan
Tapi cemas tidak bisa lepas
Pagi ....
Wahai yang punya sinar
Aku saksi dari ketidak benaran
Dosa-dosa menumpuk
Biarlah amblas terbawa sapuan banjir
Pagi ini aku mengingat mereka
Saat seruput cangkir kopi menjadi tawa
Mendekam seumur kantuk menyerang
Melewatkan tidur atau terjaga dalam lamunan
Semarang, 06 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!