Mohon tunggu...
Jibriel Firman
Jibriel Firman Mohon Tunggu... -

Sharks Admirer, Marine Ecologist, Environtmentalist. Scientific Diver, Hiker, nature lover, bloger pemula. www.pomaventure.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eagle Ray Spesies Laut Cantik Kharismatik

12 September 2016   22:24 Diperbarui: 12 September 2016   22:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eagle ray di Perairan Morotai Selatan, Maluku Utara (foto : jibriel firman)

Pari Elang Tutul namanya atau lebih popular disebut Eagle Ray (Aetobatus narinari) atau pari tutul. Termasuk kedalam famili Myliobatidae dan genus Aetobatus. Dapat tumbuh hingga panjang mencapai 3 meter dan berat 230 Kg.

Eagle ray sangat khas dengan tubuh pipih segitiga, mulut moncong  menyerupai paruh burung . Ekor panjang dan cambuk terdapat 2 - 6 Duri. Pari ini memiliki warna yang sangat menarik, permukaan tubuh bagian atas berwarna biru-kehitaman dengan banyak tutul (spot) putih , sementara bagian tubuh bawah berwarna putih. Memiliki gigi kokoh yang mereka gunakan untuk menghancurkan mangsanya yang memiliki cangkang seperti kerang-kerangan.

Pari ini biasanya berenang dekat dengan permukaan dan kadang-kadang bisa terlihat melompat ke udara dari air (dikenal sebagai ' breaching ') . Umum ditemukan di perairan pesisir di teluk dangkal dan terumbu karang , telah tercatat dari berbagai kedalaman 1-80 meter.

Meskipun Eagle ray hampir ditemukan di seluruh lautan tropis dunia , penelitian saat ini menunjukkan bahwa ada beberapa bentuk yang berbeda dari pari ini yang kemungkinan merupakan spesies yan berbeda. Ikan cantik ini memiliki status hampir terancam (Near Treathened)berdasarkan IUCN red list.

Masih sedikit data yang tersedia pada populasi eagle ray tercatat. Namun, spesies ini sering tertangkap sebagai bycatch di perikanan non-target. Penelitian lebih lanjut untuk kepadatan populasi dan distribusi diperlukan sebelum penentuan status konservasi yang tepat untuk spesies ini.

Referensi :

IUCN Red List (December, 2009)
http://www.iucnredlist.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun