Mohon tunggu...
Jian Septian
Jian Septian Mohon Tunggu... -

Dream, Write and Make it Happen !!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sederhana Itu Indah!

18 Juli 2014   12:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Waktu sudah menunjukkan pukul 04.10 wib. Karena waktunya untuk sahur, saya memutuskan untuk berjalan keluar kos untuk mencari makan. Jarak antara tempat kos saya menginap dengan tempat makan tidak terlalu jauh, namun rasanya malas sekali untuk berjalan. Namun saya paksakan dan akhirnya saya sampai di warung tenda di pinggir jalan tempat biasa saya makan. Lagi asik menikmati makanan masuklah seorang kakek dengan membawa bungkusan putih. Saya pikir mungkin itu kotak nasi atau semacamnya. Yasudahlah…

Pertamanya sih tidak ada yang menarik, tetapi ketika saya sedang asik menikmati makanan, ada yang menarik hati saya. Ternyata, yang dibawa si kakek adalah nasi kotak yang dia simpan untuk sahur, tetapi dia hanya mengeluarkan sisa makanan lauk pauk yang dia peroleh. Saya tidak tahu dari mana nasi kotak itu dia peroleh. Sebelumnya si kakek memesan nasi dengan hanya sayur sop sebagai lauknya. Seperti ini percakapan yang secara tidak sengaja saya dengar antara ibu penjual nasi dengan si kakek.

“Bu.. makan yaa.., nasinya setengah aja bu..”, kata si kakek. “Pakai apa kek?.. sahut Ibu penjual nasi”. “hmm.. pake sayur sop aja deh bu..” jawab si kakek. “Cuma sop aja kek?” Tanya Ibu penjual nasi. “iya bu itu aja…” jawab si kakek. Tak lama, si kakek membawa sepiring nasi yang di pesannya. Si kakek duduk di depan saya.

Apa yang terjadi. Saya kaget sekali, ternyata si kakek mengeluarkan sisa daging ayam dari bungkusan putih yang dia bawa. Kemungkinan si kakek menyimpan sisa daging ayam yang dia peroleh sebagai tambahan lauk pauknya. Namun, meskipun sederhana, saya perhatikan wajah si kakek terlihat senyum bahagia diwajahnya walau hanya makan dengan sisa lauk pauk yang dia peroleh.

Hampir menangis saya di warung tenda itu. Segera sebelum air mata ini tumpah, saya berdiri dan membayar makanan saya dan juga dengan pelan saya bilang ke Ibu penjual nasi. “Bu, makanan kakek itu biar saya yang bayar…”. Lalu lekas saya pergi.

Kisah ini saya tulis hanya sebagai bahan perenungan. Bahwa Allah SWT sudah memberikan yang terbaik untuk kita saat ini dengan bias memenuhi segala kebutuhan yang kita inginkan. Kita mungkin sering dan biasa makan di Kentucky, Mc Donald, Hoka Hoka Bento dan sebagainya. Padahal bagi orang disekitar kita, sisa lauk pauk yang masih layak pun adalah makanan yang mewah bagi mereka. Sungguh tak pantas bagi kita untuk mengeluh dan merasa kurang.

Ada banyak hal positif dari kisah ini kawan. Satu hal yang menarik bagi saya adalah rasa syukur akan mengantarkan rasa bahagia. Dialah yang memberi kita rasa senang dan bahagia. Dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat merasakan betapa berharganya rasa senang dan bahagia itu. Maka dari itu, jangan pernah lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita.

Sederhana itu indah !  Berkan kesederhanaan di bulan yang mulia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun