Mohon tunggu...
Pujiana Ashari
Pujiana Ashari Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswi Profesi Apoteker

sangat wellcome tapi bukan keset.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Selayang Pandang Penyalahgunaan Prekursor Isosafrole

20 Mei 2023   10:50 Diperbarui: 20 Mei 2023   10:59 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh globalisasi terhadap suatu bangsa baik secara langsung maupun tak langsung telah banyak menimbulkan perubahan-perubahan pada berbagai sektor kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut tidak hanya terbatas pada kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) dan pendapatan ekonomi semata tetapi juga berpengaruh juga pada perilaku menyimpang dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang tersebut banyak terjadi di berbagai kalangan maupun generasi dari tua hingga muda dimana salah satunya adalah penyalahgunaan prekursor.

Prekursor sendiri merupakan bahan awal atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika atau psikotropika. Prekursor Farmasi juga dapat digunakan sebagai bahan baku proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. Adapun zat yang termasuk dalam golongan prekursor, diantaranya Ephedrin, Ergometrine, Ergotamine, Isosafrole, Norephedrine, Pseudoephedrine, Safrole.

Indonesia dikenal sebagai negara penghasil prekursor juga dikenal sebagai negara pengekspor prekursor jenis Safrol ataupun Isosafrole. Isosafrole sendiri merupakan suatu senyawa yang dihasilkan dari senyawa Safrol, tidak ditemukan dari basil ekstraksi rninyak Atsiri Sassafras melainkan didapatkan dari hasil isomerasi dari Safrol dengan menggunakan sistem KOH alkoholis.

Prekursor sebagai salah satu zat atau bahan, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan industri dan di sisi lain sangat potensial disalahgunakan untuk keperluan memproduksi Narkotika atau Psikotropika. Sebagai bahan resmi untuk kebutuhan kimia dan farmasi, Prekursor perlu dijaga ketersediaannya. Pengawasan Prekursor dilakukan sangat ketat karena dikhawatirkan bila penggunaannya yang tidak sesuai dengan peruntukanya atau disalahgunakan akan menimbulkan gangguan kesehatan, instabilitas bidang ekonomi, gangguan keamanan serta kejahatan secara internasional.

Di Indonesia sendiri Isosafrol dapat disalahgunakan untuk membuat MDMA yang juga disebut ekstasi. Zat tersebut bersifat psikoaktif yang mana ekstasi dapat menyebabkan halusinasi dan dalam kasus yang lebih buruk dapat mengubah dan merusak struktur kimia otak. Secara umum, dampak penyalahgunaan Isosafrol secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

MDMA atau ekstasi sejak tahun 1977 di Amerika Serikat dan Inggris dilarang digunakan, diproduksi, dan diedarkan sebagai obat apapun. Keputusan pemerintah kedua negara tersebut disebabkan karena bahaya efek samping MDMA jauh lebih besar daripada dampak kegunaannya pada manusia. Sedangkan di Indonesia MDMA juga dilarang digunakan untuk pengobatan dengan alasan apapun sesuai dengan ketentuan UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan khususnya UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Sebagai contoh nyata dari kasus pengedaran dan penyalahgunaan narkotika golongan I bukan tanaman jenis pil (MDMA) atau umumnya dikenal masyarakat yaitu ekstasi di daerah hukum Atambua pada akhir tahun 2019 menyatakan bahwa Jose Soares Pereira (pesepak bola asal Portugal) memiliki dan menyimpan narkotika golongan I bukan tanaman jenis pil (MDMA) atau ekstasi yang sudah terdaftar di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia.

Baik isosafrole dan safrol adalah senyawa metilendioksifenil yang dapat menyebabkan kanker hati, hal ini sudah dilakukan pengujian pada tikus dan memiliki efek hepatotoksik. Selain itu, ekstrak air dan alkohol yang dibuat dari kulit akar sassafras dapat menimbulkan berbagai respons seperti ataksia atau sulit mengendalikan tubuh baik saat berbicara, gerakan mata, kemampuan menelan, berjalan dan sebagainya serta hipersensitivitas terhadap sentuhan, depresi Sistem Saraf Pusat, dan hipotermia. Pada penelitian lain mengatakan bahwa isosafrole merupakan suatu senyawa yang mungkin dapat memicu psikosis (sulit membedakan antara kenyataan atau halusinasi).

Referensi:
BNN. 2008. Selayang Pandang Masalah Prekursor di Indonesias
Gabor I. Keitner, M.D: Isafrole and Schizophrenia-Like Psychosis
Lotlikar PD, Wasserman MB: Effects of safrole and isosafrole pretreatment on N- and ring-hydroxylation of 2-acetamidofluorene by the rat and hamster.
Ryan DE, Thomas PE, Levin W: Hepatic microsomal cytochrome P-45O from rats treated with isosafrole.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun