Dalam beberapa hari terakhir, tagar #AllEyesOnRafah telah menyebar luas di media sosial, khususnya Instagram, dengan lebih dari 30 juta postingan di Instagram Story. Gerakan ini berhasil menarik perhatian dunia terhadap situasi tragis yang terjadi di Rafah, Palestina.
Apa yang terjadi di Rafah?
  Rafah, sebuah kota yang terletak di dekat Jalur Gaza, telah menjadi saksi bisu dari kekejaman yang dilakukan oleh Israel. Sejak awal konflik, serangan Israel ke Palestina, termasuk Gaza dan Rafah, telah menewaskan lebih dari 36.000 jiwa, dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza per tanggal 3 Juni 2024, di Rafah sendiri, setidaknya 45 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan baru-baru ini.
 Laporan dari lapangan menunjukkan adanya insiden mengerikan seperti dugaan pembakaran hidup-hidup, penahanan tanpa alasan, penyiksaan, dan pemboman tempat-tempat pengungsian. Gambar dan video yang beredar dari kejadian-kejadian ini sangat mengerikan, menimbulkan kemarahan serta kesedihan mendalam bagi siapa saja yang melihatnya. Kondisi ini membuat banyak warga merasa terguncang dan marah.
Respons Internasional dan Pernyataan Netanyahu
  Setelah serangan brutal di Rafah, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui bahwa serangan tersebut adalah "kesalahan tragis". Namun, meskipun telah menyadari kesalahan ini, serangan dan kekerasan di Rafah serta wilayah Palestina lainnya terus berlanjut tanpa henti.
Tujuan dari Tagar "All Eyes On Rafah"
   Tagar #AllEyesOnRafah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang penderitaan yang dialami oleh warga Palestina di Rafah. Gerakan ini menekankan bahwa isu ini bukanlah tentang agama, melainkan tentang kemanusiaan. Kekerasan dan penderitaan yang dialami oleh penduduk Rafah adalah isu kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan aksi dari seluruh dunia.
 Dengan semakin banyaknya orang yang tahu dan peduli, diharapkan akan ada tekanan internasional yang kuat untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai. Selain itu, gerakan ini juga mendorong adanya boikot terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan entitas pro-Israel sebagai bentuk solidaritas dan protes terhadap kekejaman yang terjadi.
Seruan untuk Tindakan