Mohon tunggu...
Josef H. Wenas
Josef H. Wenas Mohon Tunggu... Administrasi - Not available

Not available

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pintu yang Sempit

1 Oktober 2019   09:13 Diperbarui: 1 Oktober 2019   10:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertapaan OSK, Desa Melung, Purwokerto| Dokpri

"Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya." [Mat 7:13]

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat [Luk 13:24]

* * *

Aksetisme Padang Gurun di Mesir pada abad ke-4 mengikuti jalan mistik tiga tahap: Purgatio, Illuminatio, and Unitio. Ini dalam bahasa Latin. Ketiga tahapan ini kemudian menjadi dasar teologi mistik Katolik, yang sering diistilahkan dalam bahasa Yunani sebagai: Catharsis, Theoria dan Theosis. 

Purgatio atau Catharsis adalah tahap pertama dimana pertapa pemula berjuang melalui doa dan praktik asketis---puasa, pantang dan lainnya---untuk mengendalikan kedagingannya, khususnya purifikasi gluttony, lust dan desire for possessions. Tahap ini berlangsung bertahun-tahun, tidak bisa dipastikan berapa lama.

Tahap kedua, Illuminatio atau Theoria, adalah dimana praktek penyucian diri dari kedagingan mulai mewujud dalam perilaku pertapa. Keutamaan-keutamaan sebagaimana diajarkan Yesus pada "khotbah di atas bukit" mulai terlihat pada diri pertapa---misalnya hikmat tentang hukum Allah, puasa, doa, sedekah, kekuatiran, penghakiman terhadap sesama, jalan yang benar. Pada tahap ini, banyak dari pertapa sudah menerima murid maupun kunjungan tamu.

Tetapi, many monks died never having moved past this period (Hugh Feiss OSB, 1998)

Tahap ketiga atau terakhir, Unitio atau Theosis. Ini adalah periode ketika roh pertapa telah menyatu dengan Roh Allah dalam suatu ikatan yang sering disebut "penikahan dalam Kidung Agung Salomo." Ungkapan-ungkapan Kidung Agung itu bergaya erotis, saking mesranya:

"Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung." [2:16]

"Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku." [2:6]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun