Mohon tunggu...
Jhosef Nanda
Jhosef Nanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata - Pegiat Permakultur di Alam Lejar Bhumi Immaculata - Pendidik di Wisma Remaja Bagimu Negeriku

Menulis itu kemerdekaan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pancasila sebagai Alat Kendali Penggunaan Ponsel Pintar pada Anak-Anak

4 Februari 2022   11:07 Diperbarui: 4 Februari 2022   11:14 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com || Ilustrasi Pendidikan Pancasila

Anak-anak di era Globalisasi

Sejak dulu para orangtua sepakat, bahwa mendidik dan mengasuh anak-anak bukanlah perkara mudah. Hal ini dialami baik di keluarga oleh kedua orangtua kandung maupun di sekolah oleh para pendidik. Perubahan jaman pun tentu memiliki pengaruh dalam pendidikan anak-anak. Pendidikan seratus tahun lalu berbeda dengan pendidikan jaman sekarang. Demikian pula pendidikan saat ini belum tentu cocok bila diterapkan lima puluh atau seratus tahun kemudian. Hal ini menjadi tantangan bagi para pendidik. 

Di masa sekarang ini, merambahnya teknologi informasi dan komunikasi sebagai elemen utama globalisasi di kalangan anak-anak menjadi tantangan baru untuk para orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Persoalan pendidikan baik di rumah maupun di sekolah menjadi persoalan yang teramat kompleks. Pendidikan menjadi suatu aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tidak hanya tentang proses pedagogik saja, pendidikan meluas menjadi bagian kehidupan yang multidimensional (Iskandar Agung, 2010). 

Topik yang cukup menarik dan sering menjadi bahan pembicaraan orangtua masa kini adalah mengenai penggunaan ponsel pintar di kalangan anak-anak. Topik ini sudah bukan hal asing dan aneh lagi di era globalisasi. Tak sulit menemukan anak-anak atau bahkan anak usia dini yang sudah pandai menggunakan ponsel pintar. Ponsel pintar adalah perangkat kunci (key device) dari berkembangnya globalisasi. Ponsel pintar juga merupakan produk globalisasi yang paling mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia, termasuk anak-anak Tak sulit bagi seorang anak untuk beradaptasi menggunakan ponsel pintar. Tak perlu ada yang mengajari, anak-anak akan lihai menggunakan ponsel pintar dalam waktu singkat saja. 

Isu penggunaan ponsel pintar pada anak-anak menuai banyak opini publik. Hal ini terjadi karena dampak negatif yang ditimbulkannya bagi perkembangan anak-anak. Kendati telah diketahui dampak negatifnya, penggunaan ponsel pintar pada anak-anak ternyata semakin menjamur. Kian hari kian tak sulit menjumpai anak-anak yang sedang asyik dengan ponsel pintarnya. Bahkan orangtua yang tak ingin repot mengurusi anaknya akan menggunakan ponsel pintar sebagai pengalih perhatian anak. Berharap anak akan mudah diatur dan tidak rewel. Hal ini 2 tentu sudah menjadi public secret. Tidak hanya itu, keadaan tersebut semakin dianggap normal oleh masyarakat. 

Berapa banyak sebenarnya waktu anak-anak dihabiskan untuk berada di depan layar ponsel pintar dalam sehari? Apa dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan ponsel pintar terhadap perkembangan anak? Pertanyaan demikian sesungguhnya tak sulit untuk dijawab. Tak sedikit anak-anak yang sudah terlanjur kecanduan menggunakan ponsel pintar. Mereka bisa menghabiskan sebagian besar waktu dalam sehari hanya untuk berada di depan layar ponsel cerdas. Hal demikian terjadi karena bagi anak-anak fitur yang terkandung dalam ponsel pintar memang menarik. Mulai dari permainan hingga media sosial ada di ponsel pintar. 

Mudah menjumpai platform-platform masa kini yang menjamur di rumah-rumah, seperti youtube, tiktok, instagram dan sebagainya. Platform tersebut tidak jauh di genggaman anak-anak. Mereka begitu mahir dan lincah menggunakan platform-platform tersebut. Tak sulit pula menjumpai anak balita yang sedang asyik bermain tiktok dengan ponsel pintar orangtuanya. Belum lagi model belajar online dalam masa pandemi covid-19 ini menambah erat hubungan anak-anak dengan ponsel pintarnya. Dalam sehari, bisa belasan jam waktu mereka habiskan didepan "layar bercahaya" ini. 

Pasti ada dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan ponsel pintar di kalangan anak-anak dengan frekuensi yang begitu tinggi. Hal ini sering dikaitkan karakteristik anak-anak generasi z yang dinilai amat individualistik, instan dan berorientasi hasil serta cenderung tidak menghargai proses. Meskipun demikian banyak pula karakteristik positif yang melekat pada generasi era digital ini. 

Satu hal yang perlu ditanggapi dengan serius adalah dampak negatif yang timbul akibat penggunaan ponsel pintar pada anak-anak secara berlebihan. Sulit sekali menemukan suatu alat kontrol bagi anak-anak dalam menggunakan ponsel pintarnya. Orangtua pun kesulitan dalam mengatur penggunaan ponsel pintar pada anak mereka. Banyak orangtua pada akhirnya menutup mata dan menganggap dampak negatif dari penggunaan ponsel pintar ini sebagai hal yang biasa-biasa saja terjadi. Para orangtua dihadapkan pada keadaan yang dilematis. Di satu sisi masih banyak yang menyadari akan bahaya penggunaan ponsel pintar secara berlebihan. Tapi di lain sisi, arus globalisasi tersebut kian cepat mengalir. Seolah-olah tak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk menghindari globalisasi. 

Tentu arus globalisasi tersebut memang tidak bisa dihindari. Siap ataupun tidak siap, setiap bangsa sedang mengalami globalisasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam era globalisasi ini harus dihadapi sekaligus wajib diimbangi dengan kesiapan manusianya. Jangan sampai globalisasi membawa manusia, khususnya anak-anak kepada pusaran dehumanisasi.

Permasalahan Penggunaan Ponsel Pintar

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan bahwa penggunaan ponsel pintar di kalangan anak-anak perlu disikapi dengan bijak dan serius. Penggunaan ponsel pintar dengan frekuensi yang tinggi pada anak-anak sangat berpotensi pada kecanduan akan ponsel pintar tersebut. Mudahnya beragam informasi yang diterima oleh anak-anak melalui ponsel pintar pun sangat mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Kemudahan akses informasi berdampak juga pada pembentukan moral dan keterampilan sosial anak (Ruslan dkk, 2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun