Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Judi Online Menjamur, Apa yang Penyebabnya?

15 Juli 2024   15:07 Diperbarui: 15 Juli 2024   15:19 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

judi online saat ini tengah marak menjangkiti masyarakat seperti halnya wabah penyakit yang sangat merusak dan merugikan, berita terakhir tentang pembakaran suami yang dilakukan istrinya dikarenakan judi online menjadi sesuatu gambaran betapa judi online ini sangat menghancurkan, entah itu pekerjaan, karir, keuangan, hingga keluarga.

sebetulnya mengapa judi online semakin marak di Indonesia?

sebagai seorang yang tinggal di indonesia saya paham betul kenapa bisa judi online ini semakin marak. padahal tentang bahaya judi online, tentang larangan judi, tentang bagaimana manipulasi judi, semua orang mengetahuinya. akan tetapi tetap saja banyak masyarakat yang masih terjerat dengan judi online. berikut beberapa faktor maraknya judi online :

  • malas dan suka berkhayal : tidak bisa dipungkiri masih banyak saja masyarakat yang suka berkhayal mendapatkan uang banyak namun dengan cara instan tanpa melalui kerja keras sehingga menghalalkan berbagai cara mulai dari praktek perdukunan, pesugihan, hingga perjudian. jika kita bertanya pada para penjudi mengapa mereka berjudi pastilah jawabannya adalah untuk mendapatkan uang banyak dengan cara instan tanpa capek dan kerja keras. kebanyakan dari mereka itu punya penghasilan pas-pasan namun ingin menghasilkan lebih banyak sehingga larilah ke peruntungan judi online.
  • kecanduan : judi online itu seperti halnya permainan game mobile legend atau game lainnya yang membuat kecanduan bahkan bisa menghabiskan waktu lama dengan gadgetnya. begitupun dengan judi, sensasi dan perasaan deg-degan atau penasaran memacu adrenalin para pemainnya, apalagi jika sesekali menang, maka mereka akan semakin bergairah untuk mencoba main lagi dan lagi hingga tanpa sadar semua asset sudah terjual dan terlilit hutang.
  • keimanan yang lemah : seseorang dengan iman lemah cenderung lebih mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif, apalagi jika agama cuman sekedar KTP, halal dan haram tidak dijadikan batasan, menang dianggap rejeki dan kalah dianggap musibah. padahal sesungguhnya kemenangan judi itu adalah awal dari kekalahan ( rhoma irama).

bagaimana caranya melepaskan dari kecanduan judi ini? terus terang sangat susah seperti halnya susah menghentikan kecanduan rokok hingga paru-parunya berlobang terlebih dahulu. seseorang MUNGKIN akan sadar akan bahayanya judi jika sudah kehilangan semuanya entah harta, keluarga, bahkan nyawa. namun apalah artinya jika semua sudah hilang.

bagi yang belum pernah main judi online anda beruntung dan jangan pernah coba-coba masuk kedalam lobang kenistaan itu, stop berkhayal punya kekayaan melimpah tanpa kerja keras, stop mengkhayal punya gadget keren, punya mobil lamborghini, punya rumah gedong tanpa kerja keras.

kita bekerja keras saja belum tentu bisa sukses apalagi yang malas itu sungguh MUSTAHIL. berfikirlah dengan memandang kebawah, masih banyak orang yang tak seberuntung kita, masih banyak orang yang lebih susah daripada kita. syukurilah semua yang kita punya, gengsi jangan dijadikan target, dia layaknya bayangan kita, semakin kita kejar bayangannya semakin menjauh pula. tanamkan dalam hati keimanan yang kuat, pantaskan diri sebelum menghakimi takdir, apakah kita sudah taat, apakah kita sudah kerja keras, apakah kita sudah berusaha yang terbaik. jika kita sudah melakukan semua itu dan tidak tercapai juga (tidak sukses juga) percayalah bahwa arti sukses menurut kita bukanlah sukses sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun