Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Corona Bisa Picu Inflasi Namun Berpotensi Asalkan...

12 Februari 2020   10:35 Diperbarui: 12 Februari 2020   10:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kabarpolisi.com

Memawabahnya virus corona di daratan china yang telah memakan korban jiwa lebih dari 1000 orang dan telah menginfeksi ratusan ribu lainnya diberbagai negara membuat negara china yang superpower cukup kelimpungan menanganinya apalagi vaksin untuk virus corona menurut WHO akan tersedia 18 bulan kemudian, artinya selama vaksin corona belum tersedia maka jutaan warga china dan seluruh dunia memiliki kesempatan tertular virus corona yang secara statistik lebih mematikan daripada SARS pada tahun 2002 lalu dimana korban meninggal dalam kurun tahun 2002-2004 hanya berkisaran 700an orang, sedangkan virus corona yang baru terdeteksi akhir tahun 2019 hingga tanggal 11 Februari 2020 sudah memakan korban jiwa lebih dari 1000 orang.

Wabah virus corona tidak hanya membuat warga negara china sakit atau meninggal namun keberadaan wabah ini juga ikut memukul keras perekonomian china dimana banyak negara telah menghentikan sementara Impor barang dari China untuk menghindari virus corona dalam waktu yang belum ditentukan, termasuk di dalamnya adalah negara kita tercinta Indonesia.

Indonesia sangat bergantung terhadap impor barang kebutuhan dari china khususnya makanan, seperti buah-buahan, kedelai, gula, hingga bawang putih. Namun untuk mencegah virus corona masuk ke Indonesia pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan sementara Impor barang-barang dari china. 

Imbas pengehentian Impor china mulai terasa sekarang, stok komoditas seperti bawang putih yang mayoritas di supply china mulai menipis bahkan habis sehingga menyebabkan inflasi atau kenaikan harga yang sangat besar hingga 300% , contohnya saja di beberapa pasar tradisional wilayah surabaya dan sekitar, harga bawang putih sempat menembus angka Rp 100.000/kilo. namun saat ini harga tersebut sudah mengalami penurunan menjadi Rp 55.000- Rp 60.000/kilo, sedangkan harga normalnya adalah Rp 23.000-28.000/kilo.

Selain bawang putih tentu komoditas barang china pasti akan terdampak dan mengalami kenaikan dan ini tentu saja akan berdampak pula pada perekonomian masyarakat yang memang masih tergantung barang impor. 

Jika kita melihat dampak corona terhadap ekonomi Indonesia yang cukup negatif, namun apabila kita berfikir sebagai seorang yang optimis maka adanya virus corona seharusnya membuat kita sadar bahwa ini menunjukkan kalau negara kita tercinta ini terlalu ketergantungan pada Impor.

Kondisi ini seharusnya bisa memberikan kita kesempatan untuk mulai menanam sendiri dan memproduksi sendiri bawang putih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, bayangkan saja kebutuhan bawang putih tanah air lebih dari 80% bersumber dari Impor, dan jika kita hitung secara kasar maka ini bernilai sangat besar, sayangkan kalau potensi begitu besar dinikmati negara lain sedangkan benyak warga kita yang masih pengangguran dan tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Mendengar pernyataan ini pasti ada pihak yang kontra dengan jawaban khas mereka " bawang putih lokal kwalitas jelek, stok terbatas, dan harganya lebih mahal daripada impor".

Saya tidak menyalahkan mereka sebab kenyataannya memang seperti itu dan pihak pemerintah bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat meski dengan cara impor, namun seperti yang kita ketahui bahwa ketergantungan impor akan berdmpak fatal jika suatu saat impor itu dihentikan sehingga alangkah bijaksana kalau pemerintah serius untuk menanam dan memproduksi sendiri bawang putih.

berdasarkan informasi yang saya himpun langsung dari petani khususnya bawang menyatakan kalau memang untuk bawang putih hasil produksinya lebih sedikit daripada bawang merah dalam jumlah luas tanah yang sama sehingga secara ekonomi menanam bawang merah lebih menguntungkan daripada bawang putih. 

inilah tugas pemerintah melalui kementrian riset atau penelitian pertanian untuk mendukung para petani khususnya bawang putih dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menciptakan bibit unggul bawang putih ( besar, banyak, dan sesuai tanah Indonesia)

2. Bagaiman sistem bertani yang benar

3. Menentukan daerah-daerah yang potensial

Indonesia ini tanahnya sangat subur, bahkan banyak yang menilai kalau tanah Indonesia adalah tanah paling subur dimuka bumi, sehingga sangat heran kalau indonesia tidak bisa menghasilkan bawang putih yang berkwalitas, yang diperlukan sekarang adalah keseriusan pemerintah membantu petani dalam hal ini penelitian, andai saja berhasil maka begitu banyak rakyat Indonsia yang akan terbantu dan akan meningkatkan kesejahtraan rakyat Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun