Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

PB Djarum Berhenti, Prestasi Jadi Ilusi

10 September 2019   13:46 Diperbarui: 10 September 2019   15:52 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: indosport.com

2. bawalah buku atau pulpen

berbeda dengan ketentuan nomor 2, jika kita hanya membawa salah satu maka itu sudah memenuhi ketentuan karena posisi buku dan pulpen memiliki derajat yang sama dan tidak terikat satu sama lain.

Jika PB Djarum dalam kegiatannya hanya menggunakan salah satu dari ketentuan entah itu Djarum atau logo djarum maka tidak bisa dikatakan melanggar sebab tidak memenuhi ketentuan. Kemudian kalau kita merujuk pada peraturan merek dagang dalam hal nama tentu "djarum" dengan "djarum badminton club" merupakan nama yang berbeda meskipun sama-sama ada kata "djarum" ini sama halnya dengan membandingkan merk dagang " ayam geprek widya " dengan "ayam geprek bensu", meski ayam geprek ini merujuk pada satu makanan yang sama tetapi antara "ayam geprek widya" dengan " ayam geprek bensu" merupakan merek yang berbeda dan telah terdaftar di DJKI.

Sekarang PB Djarum telah memutuskan untuk tidak lagi menggelar audisi penjaringan bibit-bibit unggul olah raga cabang bulu tangkis mulai tahun 2020 dan saya yakin pada tahun-tahun itu Indonesia akan kekurangan atlit handal dalam cabang bulu tangkis apabila atlit-atlit jebolan PB Djarum tidak lagi berpartisipasi atau tidak ada regenerasi.

Sekarang kita merenung lalu pikirkan apakah sepak bola kita berprestasi ? apakah pernah mendengar indonesia menjuarai tennis terbuka? apakah pernah mendengar pembalap Indonesia naik podium MotoGP? apakah pernah mendengar Indonesia masuk final piala dunia?

Setiap juara olah raga apapun itu pasti melalui yang namanya proses seperti layaknya sebuah pohon mulai dari pemilihan bibit yang unggul, pemeliharaan yang baik, dan perawatan yang baik sehingga pohon tersebut bisa tumbuh kuat dan berbuah lebat. begitu juga dengan olah raga perlu yang namanya penjaringan bibit unggul sejak dini, kemudian dilakukan pembinaan dan pelatihan yang berkesinambungan hingga menjadi sosok atlit yang siap berlaga di pentas Internasional, dan apakah pemerintah bisa melakukan itu ? jawabannya tidak.

Akan tetapi ketika pemerintah tidak bisa melakukannya muncullah PB Djarum dengan program beasiswa bulu tangkisnya mulai dari mencari bibit unggul sejak dini, membina dan melatih kemudian melahirkan atlit bulutangkis handal yang sudah banyak menorehkan prestasi di kancah Internasional.

PB Djarum bukanlah BUMN atau lembaga negara yang menerima uang dari APBN, PB Djarum mengeluarkan begitu banyak biaya dari perusahaannya sebagai CSR melalui Djarum Foundation hanya untuk melahirkan atlit-atlit handal untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional meskipun tanpa bantuan pemerintah, itulah wujud kepedulian dan nasionalisme PB Djarum terhadap negara.

Mungkin saya terkesan seperti sales yang koar-koar menyampaikan kelebihan dan keunggulan suatu produk, tetapi ketahuilah bahwa saya sangat bangga dengan apa yang diraih oleh atlit bulu tangkis yang menempatkan Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat disegani pada cabang atau kejuaraan bulu tangkis, dan saya tidak mau kalau pencapaian itu berakhir dengan ditutupnya Audisi PB Djarum tanpa ada lembaga yang memiliki kridibelitas yang sama dengan program yang sama untuk menggantikannya. dan saya juga tidak mau kalau prestasi atlit bulu tangkis yang sering diraih menjadi ilusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun