Terus terang selama saya mengikuti reotrika perpolitikan tanah air baik media cetak,elektronik, atau saat debat, saya masih menemukan beberapa hal yang kalau dipikirkan secara baik-baik bahwa itu tidak mungkin terjadi dan kalaupun bisa terlaksana itu justru akan berdampak buruk pada sektor lain.Â
Entah kenapa saya tidak terlalu suka pada calon yang selalu mengembar gemborkan subsidi untuk membantu rakyat miskin, itu seperti sengaja membuat rakyat ketergantungan dan malas untuk bekerja kemudian saat subsidi itu dicabut maka akan timbul gejolak yang besar, kemiskinan semakin merajalela, dan itu tidak baik.
Saya lebih suka kalau pemerintah mengedapankan kemandirian, saya lebih suka rakyat miskin dapat uang dengan bekerja, daripada dapat uang dengan cuma-cuma, karena meski terlihat sepele namun memiliki dampak yang besar. orang yang dapat uang karena bekerja pasti lebih menghargai uang yang mereka peroleh, lebih memperhitungkan pengeluaran, dan penggunaannya sehingga ini membentuk pola pikir mereka menjadi lebih berkembang.
Tetapi berbeda dengan orang yang dapat uang secara cuma-cuma yang cenderung akan malas bekerja dan boros tanpa memikirkan bagaimana kedepannya, sehingga saat mereka tidak dapat uang lagi, mereka bingung mau bekerja apa dan bagaimana. inilah cikal bakal pengangguran.
4. Pilih pemimpin yang memiliki mentri-mentri handal
Seorang presiden takkan mampu bekerja sendirian, presiden perlu pembantu untuk menjalankan segala kebijkan pemerintah, dan pembantu itu adalah mentri-mentri. karena merupakan faktor penentu berjalannya suatu kebijakan maka diperlukan mentri yang handal dan berintegritas yang mumpuni sehingga apa yang menjadi tujuan pemerintah bisa tercapai.
Seorang mentri harus memiliki kemampuan dan keterampilan sesuai bidangya agar lembaganya bisa berjalan dengan baik, jangan sampai seorang sosiolog dijadikan mentri pertanian, atau seorang musisi menjadi mentri olah raga, atau seorang ahli IT mennjadi mentri mentri BUMN. seorang presiden  yang baik tentu mengangkat mentri sesuai kemampuannya bukan sesuai pesanan partai atau individu.
5. Pilih pemimpin yang tidak munafik
Orang lebih menghormati penjahat yang mengaku penjahat ketimbang penjahat yang mengaku pahlawan. begitu juga dengan presiden, dunia akan lebih menghormati pada presiden yang tidak munafik, presiden yang ucapannya sesuai tindaknnya. atau tindakannya sesuai apa yang diucapkannya, ini menunjukkan kalau pemimpin seperti ini akan betul-betul melaksanakan kebijakan sesuai dengan apa yang dia janjikan.
Mungkin itu saja bahan pertimbangannya, semoga presiden terpilih nanti mampu membawa indonesia menjadi lebih baik lagi, lebih maju lagi, lebih sejahtra lagi, dan lebih mandiri lagi.
Ayo ke TPS