Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Stop" Memanjakan PNS, Beri Sebagian kepada Petani dan Nelayan

12 November 2018   08:40 Diperbarui: 12 November 2018   10:09 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : shutterstock

saya akan berbicara kenyataan saat ini dimana jutaan orang berlomba-lomba ingin jadi PNS, PNS menjadi pekerjaan yang sangat diimpi-impikan oleh sebagian besar sarjana, kalian tahu alasannya mengapa? karena PNS itu enak, kerjanya minim gaji maksimum. sebagai contoh saja PNS dilingkungan pendidikan yang rata-rata jam kerjanya 4-7jam saja dengan penghasilan perbulan Rp 3,5jt plus sertifikasi Rp 10jtan pertiga bulan, siapa yang tidak mau seperti itu. belum lagi sistem kontrol kinerja yang tidak baik sama sekali, masuk terlambat, pulang lebih awal, atau cuman masuk dan main hp, gaji jalan terus.

berbanding terbalik dengan honorer yang saya rasa pekerjaannya lebih baik dan lebih giat, sering saya temukan guru kelas yang malas mengajar menyuruh honorer untuk menggantikannya sedangkan dia sendiri berleha-leha jalan-jalan ke mall dan tempat hiburan. bagaimana bisa kita meningkatkan kualitas pendidikan kita kalau tenaga pendidiknya saja seperti itu. mungkin tidak semua seperti itu namun kebanyakan yang saya temukan di lapangan kebanyakannya seperti itu.

uang yang digunakan pemerintah untuk membayar gaji PNS berasal dari rakyat seharusnya bisa digunakan dengan sebaik mungkin, ditengah musim yang tak menentu, cuaca yang kadang tak bisa ditebak, membuat jurang pemisah antara PNS dan para petani dan nelayan kian lebar dan dalam padahal mereka juga membayar pajak. 

sebetulnya rakyat tidak keberatan dengan gaji dan segala fasilitas yang diberikan kepada PNS asalkan mereka bekerja sesuai ketentuan yang ada, misalnya seorang guru harus betul-betul menjadi guru yang bisa menjadi panutan muridnya, mulai dari kedisiplinan, integritas, serta tanggung jawab. jangan hanya menerima gaji sedangkan kerjanya cuman santai-santai saja.

indonesia saat ini menjadi negara langganan impor beras padahal dengan kekayaan alam yang melimpah seharusnya indonesia bisa menjadi lumbung beras internasional, tapi mengapa hal ini tidak bisa? karena pemerintah tidak betul-betul peduli dengan petani. pemerintah lebih suka memanjakan para PNS nya dengan berbagai fasilitas dibandingkan dengan membantu petani. saya tidak tahu kenapa sampai saat ini pemerintah masih tutup mata dengan keadaan petani dan nelayan kita, kebijakan yang mereka buat hanya seperti memberi 1 galon air pada rakyat yang kekurangan air padahal pemerintah bisa memberikan danau yang berisi air bersih tak terhingga, kenapa mereka tidak melakukannya? saya tak tahu jalan pikiran mereka.

profesi petani dan nelayan dinegri ini posisinya sangat rendah padahal justru petani dan nelayan inilan yang menyupply kebutuhan pokok kita, berupa beras dan sumber protein. seharusnya mereka inilah yang namanya pahlawan tanpa tanda jasa, mereka bertarung dengan alam sendirian, berharap ada sang penolong yaitu pemerintah, tetapi harapan mereka pupus bak layang-layang yang mecoba terbang tinggi namun ketika talinya putus meraka akan jatuh terombang-ambing.

mungkin pemerintah masih menutup mata karena pemerintah masih bisa impor kalau kekurangan, padahal impor bukanlah solusi malah menambah frustasi, ibarat sang anak bersusah payah membuatkan tongkat untuk sang ayah yang tak kuat berjalan, tetapi sang ayah lebih memilih membeli tongkat lainnya dari orang lain.

petani yang tak lagi punya harapan pada lahan mereka akhirnya memilih menjual lahan itu untuk dijadikan tanah perumahan atau gedung, setiaphari ratusan hektar sawah beralih fungsi hingga akhirnya tak adalagi padi produksi sendiri, impor meroket, pengangguran melejit.

seandainya saja sebagian dana yang digunakan untuk memanjakan PNS dialokasikan untuk petani dan nelayan tentu ini sangat besar dampaknya, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. dan yang terpenting adalah pemerintah bisa menentukan harga serendah mungkin pada beras dan ikan tanpa merugikan petani dan nelayan, bayangkan kalau harga beras Rp 3000/liter. berapa banyak orang miskin yang terselamatkan dari gizi buruk? tak bisa dibayangkan betapa besar dampaknya untuk negri ini.

mungkin ada yang bertanya-tanya bagaiman bisa harga beras Rp 3000 tanpa merugikan petani sedangkan untuk menghasilkan beras itu memerlukan biaya yang tidak sedikit baik berupa bibit, pupuk, tenaga kerja, hingga peralatan lainnya. inilah peran pemerintah dan hanya pemerintah yang bisa mewujudkannya kalau memang ingin petani kita sejahtra yaitu dengan cara mengankat petani menjadi pekerja pemerintah yang digaji pemerintah.

skemanya adalah sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun