Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Spekulasi Kecelakaan Super Papa (Setya Novanto)

17 November 2017   16:16 Diperbarui: 17 November 2017   16:26 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

headline surat kabar, telivisi, dan internet dihiasi dengan berita kecelakaan yang menimpa elit politik tanah air yang juga ketua umum partai golkar dan kedua DPR yaitu setya novanto, kecelakaan itu terjadi pada kemaren malam antara jam 18.30-19.00 wIB, saat itu kondisi jalan cukup sepi dan sedang gerimis, saksi mata mengatakan kalau mobil fortuner yang ditumpangi oleh papa novanto melaju kencang kemudian seperti kehilangan arah menyerempet pohon lalu naik keatas trotoar dan berhenti setelah menabrak tiang PLN yang tertancap kuat.

seperti kita yang tahu bahwa hari itu setya novanto ditetapkan sebagai boronan oleh KPK, penetapan ini setelah papa novanto beberapa kali tidak memenuhi panggilan KPK alias mangkir, kemudian atas hal ini KPK melakukan penjemputan paksa namun sayang sekali sang super papa tidak ada, melihat langkah KPK ini tentu papa novanto tidak ingin nama baiknya menjadi rusak atas tindakannya sehingga memutuskan untuk menemui KPK dan selanjutnya adalah insiden kecelakaan pun terjadi, menurut pengacaranya kondisi sang papa novanto cukup parah dengan luka benjol di kepalanya sehingga dia pun dirawat di rumah sakit permata hijau yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan.

kasus mega korupsi ektp yang melibatkan papa novanto sudah bergulir cukup lama dan sudah memeriksa banyak saksi hingga menetapkan beberapa tersangka, kasus korupsi e-ktp ini disebutkan merugikan negara sekitar Rp 2.3 triliun atau terbesar di masanya setelah korupsi BLBI yang kerugiannya lebih dari Rp 4.5 triliun. korupsi sebesar ini tentu saja tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu orang saja pasti melibatkan banyak pihak dan instansi, makanya untuk memecahkan kasus E ktp ini akan sangat sulit seperti kasus BLBI, sulit di sini bukan berarti KPK tidak bisa apa-apa hanya saja kesulitan dalam hal mengungkap dan menangkap pelaku utama, kebanyakan yang jadi tersangka adalah orang yang namanya tidak terlalu terkenal di kancah perpolitikan indonesia.

korupsi ektp ini seperti gurita raksasa yang memiliki tentakel super banyak, jika kita mencoba memutus 1 tentakelnya maka tentakel lainnya akan berusaha melindunginya, seperti itulah kejahatan yang dihadapi KPK. jika kalian masih ingat tentang teror yang diterima oleh novel baswedan maka kalian bisa tahu begitu rumit dan berbahayanya kasus ini. 

kembali ke kejadian kecelakaan papa novanto, ada 2 spekulasi yang beredar di masyarakat yaitu:

1. kecelakaan ini sudah di atur sedemikian rupa agar papa novanto batal diperiksa KPK, mereka yang mendukung spekulasi ini berdasarkan history kasus Ektp dan kemelut pemeriksaan novanto, mulai dari beberapa kali mangkir dipanggil KPK hingga menghilang entah kemana saat di cari KPK, dan ini membuat nama baik novanto tercoreng di masyarakat sehingga untuk memperbaikinya maka papa novanto malam tadi berencana menemui KPK.

2. kecelakaan ini merupakan teror untuk novanto, spekulasi ini beredar di kalangan masyarakat yang mendukung novanto, mereka menilai kalau kecelakaan ini merupakan sebuah teror untuk novanto dari sang pelaku utama agar bungkam terhadap kasus ektp ini, belajar dari kasus teror novel baswedan yang dilakukan oleh "orang" sehingga bisa dikasuskan dan diburu, teror kali ini sangat berbeda karena seolah seperti kecelakaan alami yang tentu saja polisi ataupun masyarakat tidak bisa mengkasuskannya.

seperti itulah spekulasi-spekulasi yang beredar di masyarakat,   apapun kebenarannya yang menjadi keinginan rakyat indonesia adalah tuntasnya kasus ini dan betul-betul mengungkap dan menangkap semua orang yang terlibat dalam mega korupsi ini, karena mega korupsi ektp ini merupakan tiruan dari korupsi BLBI, jadi kalau kedua kasus ini hanya berakhir dengan terdakwa recehan maka di masa yang akan datang mungkin saja akan adalagi kasus mega korupsi lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun