Mohon tunggu...
Jhony Walker
Jhony Walker Mohon Tunggu... karyawan swasta -

budayakan membaca, sebelum memberikan komentar..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Unek-unek Setelah Nonton Film BALIBO

15 Januari 2010   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:27 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah nonton film Balibo, saya tergelitik untuk menuliskan apa yang menjadi unek-unek dalam pikiran saya, karena setelah saya nonton film tersebut banyak sekali pertanyaan yang melayang-layang dalam otak saya yang kosong ini :) .. Berikut ini beberapa unek-unek yang ada di pikiran saya:

Pertama, dari mana mereka dapat data-data tersebut, sehingga mereka bisa membuat film yang seakan-akan menohok Indonesia. Menurut asumsi saya, data yang diperoleh cuma dari satu sumber, karena terkesan sempit prespektif (tidak ada triangulasi data sehingga data hanya terlihat cuma dari satu sudut pandang saja, terutama ketika masuk ke alur klimaks dan ending, dimana 5 wartawan dan Roger East dibunuh, serta ada pembunuhan masal pada waktu itu).

Kedua, tokoh utama dalam film tersebut (saya tidak mau menyebut nama, karena takut, maklumlah kompasiana junior- tokoh yang berperan meminta Roger East untuk mau membantunya menjadi kepala kantor berita resmi Timor Leste) yang sebenarnya justru menjadi otak dari meninggalnya para wartawan tersebut, karena dia yang menempatkan kelima wartawan asing tersebut di Balibo.

Ketiga, kenapa dalam film itu Xanana Gusmao kok tidak kelihatan ya? Apa dia ngumpet? Saya rasa itu tidak mungkin, karena dia adalah tokoh penting Fretilin (kelompok separatis Timor). Dalam film ini yang ada dan sering muncul cuma si tokoh itu terus (jangan-jangan emang dia narsis ya..), kesan yang muncul dalam film ini malah justru jadi ajang narsis-narsisan tokoh tersebut.

Keempat, setelah browsing tentang film tersebut ternyata kelompok separatis Timor (Fretilin) juga kejam, tapi kenapa kekejaman mereka tidak masuk di film tersebut ya?

Kelima, setelah melihat film dan sedikit browsing, pada waktu itu Indonesia di back up oleh Amerika, Inggris dan Australia dengan maksud untuk menguasai minyak bumi di Celah Timor, kalau disambung-sambungkan ternyata jadi mirip perang di Irak.

Keenam (yang terakhir), sebenarnya bagaimana cara wartawan tewas itu masih simpang siur dan masih jadi perdebatan. Versi orang Timor dan Australia mereka dibunuh dengan cara ditembak dengan telak dari jarak dekat (cold blood), empat mati ditembak dan satu ditusuk. Sedangkan Versi dari Indonesia mereka tewas ketika terjadi baku tembak. Permasalahannya kenapa pemerintah kita kalau cari solusi yang instant-instant terus? (Balibo tidak boleh beredar di Indonesia). Bukankah lebih baik kita juga bikin film tandingan dengan versi kita sendiri (judulnya ”bilabo’ong dosa, supaya saingan sama judul-judul sinetron), dataNya gak usah yang detil dan pake data primer, ikutin aja pake cara mereka dengan menggunakan data sekunder atau main klaim saja (bukankah sekarang memang sedang tren main klaim dengan data sekunder..?!!).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun