Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti BRIN

Hidup sederhana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengendalikan (Kantung) Plastik

3 Juli 2023   10:19 Diperbarui: 30 Juli 2023   20:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pada 1990an, ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), orangtua saya selalu menyimpan kantung plastik yang didapatkannya dari pasar. Tak satu pun kantung plastik dibuang, kecuali memang karena rusak. Kantung plastik menjadi barang berharga yang bisa digunakan berkali-kali. Sebagai petani, kantung plastik digunakan sebagai pembungkus hasil pertanian, makanan ternak, dan bahkan bisa menjadi topi ketika hujan datang.

Pada awal Januari 2023 lalu saya berlibur ke kampung halaman. Ternyata kantung-kantung plastik bukan lagi menjadi "sahabat" yang berharga. Meskipun tidak separah di kota, tetapi keberadaan kantung plastik telah mengubah wajah desa. Tidak sedikit kantung plastik dibuang meskipun sebenarnya masih dapat digunakan. Beberapa penduduk mengatasi keberadaan sampah plastik dengan cara membakarnya. Mudahnya mendapatkan plastik secara gratis menjadi salah satu penyebab menjamurnya kantung plastik hingga ke desa-desa.

Di kota, keberadaan sampah plastik lebih parah. Tingginya konsumsi barang dengan kemasan plastik, kantung plastik yang gratis, dan tersedianya layanan pembungan sampah, telah berkontribusi terhadap keberadaan sampah plastik. Padahal, butuh waktu yang lama untuk penguraian sampah plastik. Karenanya, sampah plastik ini menjadi  ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan, dan masa depan kita.

Persoalan sampah plastik ini adalah persoalan kesadaran. Dengan membayar iuran kebersihan bukan berarti kita bebas membuang sampah plastik yang sebenarnya masih bisa digunakan. Langkah umum pengendalian sampah plastik adalah mengurangi konsumsi barang kemasan plastik, menggunakan kembali kantung plastik, dan mengolah sampah plastik untuk barang berguna. Tapi, langkah tersebut sulit diterapkan karena persoalan kesadaran. Masih jarang seseorang membawa kantung plastik untuk berbelanja ke tempat yang menggratiskan kantung plastik. Juga jarang memanfaatkan sampah plastik untuk dijadikan barang berguna seperti pot bunga atau wadah tanaman.

Pengendalian sampah plastik ini harus menjadi gerakan bersama dengan aturan yang tegas. Pemerintah, lembaga pendidikan, riset, keagamaan, pers, LSM, dan tokoh masyarakat hendaknya berkolaborasi dalam gerakan mengendalikan sampah. Untuk masa depan anak dan cucu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun