Suatu desa di teluk flaminggo, hadirlah sebuah Sekolah (SD) Yayasan, Kec. Pantai Pasir Putih- Kab. Teluk Flaminggo, Propinsi Papua Selatan.
 Gambaran sekolah dalam cerita ini, jumlah siswa 200-an lebih, dan 12 jumlah guru. Selanjutnya tokoh yang berperan dalam cerita ini adalah Kaspar dan pak Petrus. Kaspar seorang siswa kelas IV yang dikenal sebagai anak yang cukup cerdas dalam setiap mata pelajaran. Kemudian pak Petrus sebagai guru Agama Katolik, sekaligus wali kelas IV.
Suatu hari, pada jam mata pelajaran Agama Katolik, pak petrus sembari masuk ruang kelas IV untuk mengajar. Sebelum memulai mata pelajaran, pak Petrus cek daftar kehadiran siswa dahulu. Setelah cek daftar hadir siswa, mulailah pelajarannya yang dengan tema "Perutusan murid Yesus".Â
Setelah pak Petrus memberikan penjelasan materi secara umum dan panjang lebar. Kemudian masuk dalam konteksnya yang Tuhan Yesus 'buatkan' tempat khusus bagi anak-anak kecil. "Anak-anak kecil datang kepada-Ku dan jangan melarang mereka, sebab anak kecil seperti inilah yang mempunyai kerajaan Surga".
Penjelasan pak Petrus; anak-anak yang diberkati Tuhan Yesus adalah karena turut pada orangtua, rajin sembahyang, dan tidak malas sekolah.
Setelah pak Petrus memaparkan mata pelajarannya, dan bertanya.Â
Anak-anak siapa yang mau ke Surga? yang mau ke Surga angkat tangan. Semua siswa dalam kelas itu seraya mengangkat tangan dan menjawab serentak, saya....saya...., pak guru.
Pada sesi pertanyaan itu, pak guru melihat ada satu siswa yang tidak angkat tangannya, entah apa alasanya. Dengan begitu, pak Petrus tanya yang kedua kalinya. Anak-anak siapa yang mau ke Surga? yang mau ke Surga angkat tangan. Akhirnya Pak Petrus mengetahui bahwa yang tidak angkat tangan adalah siswa yang bernama Kaspar. Pak Petrus kemudian menghampiri Kaspar dan bertanya?
Kaspar, Â ya pak guru? Sahut Kaspar
Pak guru tanya kenapa kau tidak angkat tangan seperti teman-temanmu, apakah kau sakit? Tanya pak Petrus.
Ahh... saya sehat kok, pak guru..! Jawab Kaspar.
Terus kenapa pak guru tanya kau tidak angkat tangan seperti teman-temanmu? tanya pak Petrus.
Ya..pak guru, emangnya mau ke Surga sekarang? Jawab Kaspar.
Akhirnya jawaban Kaspar ini, tepat bagi guru dan semua teman-temannya di kelas itu. Alasan Kaspar tidak angkat tangan karena  mempunyai 2 alasan, yakni; (1) Pertanyaan yang diberikan kurang tepat baginya, siapa yang mau ke Surga? seharusnya pertanyaan, siapa yang mau masuk Surga? (2), Pertimbangan moral; ketakutan untuk dunia fana, mau untuk 'dunia' misteri, akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H