Di ujung kota Jayapura-Papua  hadirlah sebuah kampung bernama kampung Pisang. Suatu malam bulan terang sehabis hujan, seorang pria duduk di pendopo kecil  depan teras rumah.
Suasana bulan terang di malam itu, seorang pria di tawarkan mengenang kisah masa lalu, dengan  tenang dan fokus  seraya menatap bulan diatas langit.
Seandainya ada orang yang mengagetkan dirinya pastilah pria itu hempas terjatuh atau apa. Sebab suasana yang dikenang malam itu sangat fokus dan  tenang.
Sang Istri dari  pria itu, melihat dari kejauhan bahwa suaminya sedang berteduh di pendopo teras depan rumah, segera menghampirinya. Tampaknya sang istri  mengerti suasana yang dihadirkan suami di malam itu. Istrinya segera ke dapur hendak sedukan segelas kopi dan air putih untuknya.
Sang istri sedukan kopi itu sangat sesuai dengan selera suaminya, dan segera meletakkan diatas meja di pendopo tempat dimana suaminya berteduh.
"Terima kasih ma". Kata suaminya
"Iya sama-sama pak". Respon istrinya
Dengan begitu, sang istri meninggalkan suaminya sendirian disitu dan segera masuk kamar tidur. Ketika meminum segelas kopi yang di sediakan istri, sangatlah sesuai dengan selera yang biasa di seduhnya.
 Saking terasa nikmat kopinya, sembari melepaskan rasa nikmat itu seraya teriak dengan mulut lebar
"Ahhhhhhhhh.....Wuyu Kopi oooo". Pungkasnya
Tidak sampai disitu, perasaan nikmat yang berkobar" itu kemudian hendak membuat status di smartphone dalam via watsaap dan facebook.
Dalam pengambilan foto segelas kopi itu, yang tadinya istri sejajarkan dengan segelas air putih. Ketika suaminya mengambil foto menyembunyikan segelas air putih di bawa meja.
Lalu pria itu  mengambil foto segelas kopinya dilapiskan dengan seluruh badan meja.
Seusai mengambil foto segelas  kopinya, segera membuat status dengan kata-kata yang berbunyi: