Kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Jawa Barat memang masih lama tetapi manuver politik sudah dilakukan oleh partai politik untuk memasang kuda-kuda sekaligus untuk memetakan persaingan pada tahun 2018 nanti. Partai politik mulai mencari siapa yang cocok untuk menduduki Jabar 1 dan 2 nantinya mengingat Jawa Barat merupakan Provinsi yang paling menarik perhatian setelah DKI Jakarta untuk urusan kontestasi Pemilihan Gubernur.
Manuver yang dilakukan oleh para kader-kader partai politik dilakukan mencari kandidat baik secara internal, maupun eksternal. Era modern demokrasi ini, tak sedikit partai yang mengusung calon kepala yang bukan berasal dari internal partainya sendiri. Bahkan tak jarang pula calon tersebut merupakan calon yang independen (tidak memiliki partai) tetapi melihat potensi berupa elektabilitas, akuntabilitas, dan popularitasnya yang cukup mendukung menjadikan dirinya menjadi pilihan partai untuk bertarung dalam kontestasi Pilkada.
Warna demokrasi sudah berubah dimana seorang tokoh yang memiliki elektabilitas dan akuntabilitas yang tinggilah yang layak dimajukan sebagai calon kandidat. Berbeda dengan kebiasaan pencalonan pada beberapa tahun lalu yang selalu mengutamakan tokoh terkenal dan berpengaruh secara internal diwajibkan menjadi calon kandidat.
Kembali ke Pilgub Jawa Barat yang akan berlangsung pada 2018 nanti. Baru-baru ini, Ridwan kamil tampaknya sudah mulai memperlihatkan sinyal bahwa dirinya akan maju pada Pilgub Jawa Barat 2018 nanti. Pada hari Minggu, 5 Maret 2017, Ridwan Kamil menghadiri acara Relawan Perjuangan Demokrat, Organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI-P), terkait dengan Pilgub Jawa Barat (sumber).
Meski Walikota Bandung ini mengakui jika dirinya belum mendapat dukungan pasti soal partai politik yang menjadi kendaraan politiknya menuju Jabar 1 nanti, tetapi pendekatan yang dilakukan oleh PDI-P agaknya terlihat sudah mulai lebih intens mengingat PDI-P sudah akan melakukan penjaringan pada bulan Mei 2017 nanti.
Pertemuan ini tampaknya masih awal dari penjalinan hubugan soal dukungan nantinya, dukungan bagi Ridwan Kamil dan kemauan untuk diusung bagi PDI-P. Meski demikian, Ridwan Kamil juga mengakui telah menjalin komunikasi dengan partai lain seperti PKS dan Gerindra yang notabene merupakan pendukung dirinya di kontestasi pemilihan Walikota 2013 lalu, yang berandil besar dalam pemenangan dirinya menjadi walikota Bandung.
Aset Berharga
Ridwan Kamil dan PDI-P merupakan hubungan yang memiliki ketergantungan. Ridwan Kamil menjadi aset berharga bagi PDI-P, demikian sebaliknya dukungan PDI-P menjadi jalan terbuka menuju Pilgub Jabar 2018 nanti. Lantas, seberapa berharga dan seberapa pentingkah Ridwan Kamil bagi PDI-P?
Mengingat Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang strategis bagi percaturan politik nasional, PDI-P tentu tidak main-main untuk menentukan siapa kandidat menuju pertarungan Jabar 1. PDI-P memang memiliki sejumlah tokoh potensial macam Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan mantan bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo.
Dari ketiga nama tersebut, mereka memilki elektabilitas, akuntabilitas, dan popularitas yang tinggi. Semua kinerjanya bisa dipertanggungjawabkan. Tetapi, PDI-P tidak mungkin mengundang Ganjar Pranowo untuk bertarung ke Jawa Barat, PDI-P juga tidak mungkin mengundang Tri Rismaharini. Ganjar Pranowo yang telah memiliki elektabilitas yang tinggi di Jawa Tengah tentu tidak akan dilepas oleh PDI-P dari pertarungan Pilgub Jawa Tengah. Demikian juga aset kartini PDI-P, Tri Rismaharini yang digadang-gadang akan menjadi kandidat terkuat untuk menuju kursi Jawa Timur 1.
Praktis pilihan terbaik dan satu-satunya hanyalah Ridwan Kamil. Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok walikota yang pantas untuk diamanahkan, memiliki jiwa leadership yang tinggi, semangat intelektualitas yang sangat tinggi, kemampuan merangkul berbagai kalangan, menghargai pluralisme, dekat dan peduli terhadap kebutuhan para anak muda, serta populer dikalangan netizen.
