Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kunjungan Jokowi ke Natuna, Sinyal Kuat dan Sikap Tegas terhadap Cina

8 Januari 2020   19:42 Diperbarui: 8 Januari 2020   19:44 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KRI Ahmad Yani 351 sumber : tnial.mil.id
KRI Ahmad Yani 351 sumber : tnial.mil.id

TNI AU dari Skadron Udara 5 juga mengerahkan pesawat intai maritim dengan mengenerjunkan pesawat Boeing 737 'Camar Emas' yang dibekali dengan radar double yang mampu mendeteksi sasaran di permukaan dan udara sejauh 256 Mil Laut.

Secara bergantian, 600 personel TNI yang disiagakan terdiri dari satu Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapat, satu Kompi gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta satu Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna) akan berpatroli menjaga Natuna Utara dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Panglima Komondo Gabungon Wilayah Pertahonan | (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pasukan yang terlibat yakni sekitar 600 personil dengan jumlah KRI yang ada sebanyak lima unit kapal. sumber : kompas.com
Panglima Komondo Gabungon Wilayah Pertahonan | (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pasukan yang terlibat yakni sekitar 600 personil dengan jumlah KRI yang ada sebanyak lima unit kapal. sumber : kompas.com

Semua personel dan peralatan tempur yang disiapkan ini sebagai bentuk respon dan antisipasi terhadap upaya Cina melakukan pelanggaran dalam ZEE Indonesia utamanya melakukan penangkapan ikan dan melakukan hal-hal lain yang melanggar asas kedaulatan negara Republik Indonesia.

Kehadiran kepala negara secara langsung akan menjadi bahan pertimbangan bagi Cina bahwa Indonesia tidak main-main dalam mempertahankan kedaulatan negaranya. Jika memang perang secara terbuka diperlukan di laut Natuna, Indonesia dengan segala persiapannya sudah sangat siap untuk menghadapi Cina. Walau perang bukan opsi terbaik dalam mengakhiri sengketa ini, tetapi perlu siap siaga jika sewaktu-waktu upaya diplomasi tak lagi dapat ditempuh oleh Indonesia dalam mengamankan Natuna Utara.

Jokowi tak perlu berkata banyak, apalagi menciptakan pidato manis yang menggugah hati dan perasaan. Cukup kedatangannya di Natuna sudah memberi tambahan motivasi kepada para nelayan, TNI, Bakamla dan tentunya seluruh rakyat Indonesia bahwa tak ada yang perlu diragukan lagi dari Jokowi soal komitmen kedaulatan negara Indonesia di Natuna Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun