Peresmian yang dilakukan oleh Presiden Jokowi juga terkesan terburu-buru atau tersembunyi-sembunyi karena hari sebelumnya belum ada publikasi massal soal pembuatan pabrik Esemka, penerimaan karyawan, hingga puluhan mobil-mobil yang dipajang saat Presiden Jokowi meresmikan Esemka. Dari mana mobil-mobil itu? Kok tiba-tiba sudah ada mobil yang langsung jadi?
Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan spontan dari orang awam yang mestinya dijawab dengan kepala dingin. Masalah peresmian bukan berarti baru memulai membangun pabrik, tetapi peresmian bisa dilakukan bahkan setelah pabrik beroperasi dan sudah menghasilkan beberapa produk. Jadi, sebelum Presiden meresmikan pabrik Esemka sudah beroperasi sediakala seperti pabrik otomotif lainnya memproduksi mobil-mobil yang akan dijual nantinya.
Bahkan ada mobil yang menggunakan komponen dalam negeri hingga diatas 90%, seperti mobil Xenia-Avanza dengan komponen lokal 94%, Terios 89%, Agya-Ayla 92% dan Sigra-Cayla 92%.
Esemka sendiri telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan lokal sebagai pemasok komponen mobil Esemka. Sejumlah pemasok tersebut adalah PT. Cikarang Perkasa Manufakturing yang memasok bagian komponen blok mesin dan blok transmisi, PT. Usra Tampi memproduksi bagian body termasuk panel dashboard, lampu, hingga roda kemudi, PT. Tokyo Radiator Selamat Sempurna memproduksi bagian radiator, PT. Armada Indah Agung Glass sebagai pemasok kaca mobil, PT. Pasindo sebagai pemasok komponen rem, PT. Indospring Tbk sebagai pemasok shockbreaker, dan PT INKA sebagai pemasok tangki bahan bakar dan sasi mobil Esemka.
Pemenuhan local contentnya sudah baik secara matematis meskipun masih belum sampai di angka 80-100% komponen lokal. Tetapi perlu diacungi jempol juga, sebagai brand yang sedang merintis untuk bersaing dalam industri otomotif nasional yang dibawah naungan PT. Solo Manufaktur Kreasi ini, Esemka mampu menampilkan muka ke depan publik dengan mengatasnamakan mobil karya anak bangsa sehingga terkesan nasionalis.
Kedepannya, perlu dukungan dari pemerintah dan masyarakat agar proyek karya anak bangsa ini bisa berbicara banyak di kancah nasional. Memasuki dan bersaing bersama brand ternama yang sudah melekat dihati masyarakat tentu membutuhkan sebuah usaha yang maksimal terutama soal kualitas agar minimal memiliki citra yang baik.
Suka atau tidak suka, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Esemka memiliki hubungan erat dengan Jokowi. Meski bukan proyek mobil nasional seperti yang telah diakui oleh Presiden Jokowi, Esemka tetap representasi dari Jokowi. Esemka adalah manifestasi dari karya anak bangsa mulai dari ide, rencana, brand hingga produk dan pabrik yang sudah jadi dan beroperasi.
Esemka adalah salah satu jawaban bahwa jika ada kemauan dan kerja keras, cita-cita kita akan terwujud. Memang tidak akan datang dengan cepat, tetapi Tuhan selalu memberikan jaminan kepada hambanya yang bekerja keras dan yakin akan usahanya untuk kepentingan masyarakat luas.
Jokowi diuji dalam pendiriannya selama dari walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga saat ini menjadi Presiden soal Esemka. Prasangka sinis adalah ujian dari sebuah proses menjadikan seorang pemimpin menuju integritas akan cita-cita masa depannya.
Jika dulu banyak yang menganggap Jokowi berbohong atau "ngibul" soal Esemka, kini karya itu datang menjawab sendiri tudingan dan pertanyaan sentimen tersebut. Tak banyak bicara, tetapi pekerjaan dan ide-idenya berbicara banyak didepan mata. Jokowi lebih banyak memilih jalan senyap bukan berarti ingin menghindar, tetapi dibalik riuh dan pertanyaan sinis dari berbagai pihak, Jokowi pelan-pelan memastikan bahwa Esemka harus benar-benar ada sebagai mobil karya anak bangsa.
Kita mestinya bangga. Saya jelas sangat bangga. Anda tidak bangga? Ya, bukan urusan saya.