Wajah kelima anak  terpilih terlihat berseri dan terharu saat dipanggil sebagai pemenang Allianz Junior Football Camp  (AJFC) 2018 di lapangan sepakbola Simprug, Minggu, 1 Juli 2018. Dengan demikian, terbayang dibenak mereka bagaimana suasana menimba ilmu di Thailand nantinya. Mereka mewakili kota Jakarta lolos seleksi dari 450 remaja yang ikut serta dalam AJFC 2018 seleksi tahap awal ini.
AJFC 2018 sejatinya dilaksanakan di dua kota di Indonesia, yaitu di Jakarta dan Medan. Kota Medan sudah meloloskan 4 wakilnya lewat seleksi yang sama juga, yaitu seleksi fisik dengan  peniliaian dari panitia saat mereka bertanding dilapangan. Dengan demikian, ada total 2.386 remaja yang mendaftarkan diri untuk mengikuti proses seleksi di dua kota, Medan dan Jakarta.
AJFC merupakan program eksplorasi bakat sepakbola pada anak-anak remaja oleh Allianz yang rutin diadakan setiap tahun. Sejak diadakan sejak tahun 2012, AJFC selalu menarik minat dan perhatian para anak-anak remaja yang mengasah kemampuan di Sekolah Sepakbola dari berbagai daerah untuk mencari pengalaman lebih baik lagi. Melalui AJFC, para peserta diharapkan mendapat kesempatan dan pengalaman istimewa dengan mendapatkan pelatihan fisik, materi, dan teknik dalam bermain sepakbola langsung dari tim pelatih FC Bayern Munchen.
Fundamental Sepakbola
Dibalik pertisipasi Allianz dalam mengembangkan bakat dan potensi para remaja anak-anak muda indonesia dalam sepakbola, Peter juga tak mengesampingkan profesionalitas sebagai seorang pesepakbola. Meski masih remaja, jiwa-jiwa fair play mutlak ditanamkan. Demikian juga kerjasama tim sangat diutamakan karena sepakbola sejatinya adalah olahraga tim yang membutuhkan kepercayaan antara pemain satu sama lain. "Disiplin, komitme, dan teamwork merupakan hal yang paling utama dalam sepakbola, terutama dalam hidup," ucap ayah tiga anak ini.
Dewasa ini, sepakbola bukan hanya dianggap lagi sebagai sekedar olahraga saja, tetapi sudah menjadi bahasa internasional. Terbukti dari piala dunia yang bisa menjadi sarana pemersatu dunia bahkan di Indonesia ditengah hiruk pikuk politik yang tidak pernah surut. Acara konferensi pers bertajuk #PahlawanSepakBola ini diharapkan semakin meningkatkan perhatian berbagai kalangan untuk pembinaan usia dini karena diusia tersebutlah fundamentalisme sepakbola terbangun.
Pelatih Barito Putera, Jackson F Thiago yang mendapat tugas sebagai pemateri "Coach to Coach" yang juga diselenggarakan oleh Allianz juga mengungkapkan hal yang serupa. Disiplin sangat perlu dan merupakan yang paling utama. Disiplin itu wajib dimulai sejak anak tersebut lahir, kemudian diawali dari keluarga hingga kemudian masuk ke sekolah sepak bola, akademi hingga kedalam tim profesional.
Sebagai seorang pelatih yang ditugaskan dalam "coach to coach" ini, Jackson selalu menyalurkan disiplin yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari, baru kemudian mengajarkan teknik dan kualitas dalam melatih sepakbola.
Jackson juga menilai aspek kepribadian, ketaatan terhadap perintah pelatih dan persiapan pribadi terhadap tim. Jackson menginginkan agar ide dan visi kepelatihan serta pengalamannya di berbagai level kompetisi tersalurkan kepada para pelatih yang mendapat kesempata untuk dididik sehingga setelah pelatihan "coach to coach" akan lebih banyak strategi yang akan diterapkan dilapangan nanti.
Menyeimbangkan Pendidikan dengan Sepakbola